BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG.
Pendidikan dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara. Salah satu proses yang dilakukan didalam pendidikan adalah
belajar. Dengan belajar peserta didik dapat mengalami trasformasi ilmu.
Pemahaman ilmu dari proses belajar inilah yang akan menambah wawasan dan
pengetahuan peserta didik dalam berperilaku dan bertindak.
UNESCO (United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization = Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
untuk pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan telah menggariskan empat
pilar utama pendidikan, Yaitu a) Learning to Know (belajar untuk
megetahui, sebagai landasan ilmu Pengetahuan) yakni pembelajaran yang
berlangsung di sekolah umumnya dimaksudkan mendorong siswa memperoleh
pengetahuan secara terstruktur, disamping penguasaan alat belajar. Dengan
demikian pembelajaran merupakan sarana sekaligus sebagai upaya mencapai tujuan
akhir eksistensi manusia. b) Learning To Do (belajar untuk bekerja,
aplikasi) yakni belajar sebagai kesiapan dalam menghadapi dunia kerja yang
menuntut seseorang untuk terus mengasah keterampilan dan life skill nya. c) Learning to Be (belajar untuk
menjadi, menggali potensi diri ) yakni, pendidikan harus berkontribusi untuk
menyelesaikan pengembangan setiap orang, rohani dan jasmani, kecerdasan,
kepekaan, spiritualitas, estetika, dan apresiasi. d) Learning to Life
Together ( belajar untuk hidup bersama, hidup bermitra dan sekaligus
berkompetisi, hidup berdampingan dan
bersahabat antarbangsa) yakni, tugas pendidikan, baik dalam rangka
pembelajaran bagi siswa dan mahasiswa tentang keragaman manusia maupun untuk
menanamkan kesadaran diri tentang persamaan dan saling ketergantungan semua
orang esensinya adalah bagaimana mereka mampu hidup bersama dengan orang lain
secara bersahabat dan menyenangkan.
Didasarkan Peraturan Pemerintah
No 19 tahun 2006 Pasal 19 ayat 1 dinyatakan bahwa: (1) Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk menuju ke arah tersebut memerlukan disain
atau rencana pembelajaran yang harus disusun berdasarkan strategi yang tepat.
Materi Pelajaran Asmaul-Khusna merupakan
salah satu materi PAI yang sulit dihafalkan dan dipahami maknanya oleh siswa.
Hal ini disebabkan, Asmaul-Khusna berjumlah banyak yakni 99 nama-nama Allah dan
siswa kurang berminat untuk menghafalkannya. Ada beberapa hal yang menyebabkan
siswa sulit untuk memahami dan menghafalkan Asmaul-Khusna adalah: a. Kurangnya
minat dan motivasi siswa untuk belajar ; b. Guru tidak menggunakan strategi
pembelajaran yang aktif ; c. Kurangnya sarana dan prasarana ; d. Lingkungan
yang tidak kondusif dan kurang mendukung proses belajar siswa.
Oleh karenanya, strategi pembelajaran
dirasa penting untuk diterapkan didalam mempelajari Asmaul-Khusna. Karena
materi ini merupakan materi pokok yang harus siswa pahami, sebagai ungkapan
dari sikap spiritual, kognitif dan psikomotoriknya.
Strategi pembelajaran Shorting Cards
merupakan salah satu metode yang mengajak siswa untuk aktif dan melatih mereka
untuk menghafal dan memahami. Shorting Cards ini merupakan salah satu strategi
yang ditulis oleh Melvin L. Silberman dalam bukunya Active learning (101 Cara
Belajar Siswa Aktif). Akan tetapi masih sangat jarang guru menggunakan strategi
ini sebagai sebuah trobosan baru didalam kelas.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka upaya peningkatan hasil
belajar PAI siswa materi Asmaul-Khusna menggunakan strategi Shorting Cards pada
siswa kelas IX tahun 2017
menjadi salah satu permasalahan yang harus diteliti.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang permasalahan di atas maka masalah dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apakah penggunaan strategi pembelajaran Shorting Cards dapat meningkatkan hasil belajar PAI Materi Asmaul Khusna
siswa Kelas IX Tahun 2017?
C. TUJUAN PENELITIAN
Seperti apa
yang dijelaskan pada latar belakang dan rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini
1. Untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar PAI siswa materi Asmaul-Khusna menggunakan Strategi
Pembelajaran Shorting Cards kelas IX tahun 2017.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi siswa , PTK ini bermanfaat untuk
meningkatkan hasil belajar PAI khususnya materi Asmaul-Khusna.
2. Bagi Guru khususnya peneliti bermanfaat untuk
mengembangkan kegiatan pembelajaran PAI sesuai dengan yang dikehendaki
Kurikulum 2013.
3. Bagi Sekolah
merupakan upaya inovasi dalam
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan Sekolah , khususnya dalam meningkatkan
hasil belajar .
BAB II
LANDASAN TEORI
- LANDASAN TEORI
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah
kedua dalam proses penelitian khususnya kuantitatif adalah mencari teori-teori,
konsep-konsep dan generalisasi hasil penelitian.
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan proporsisi yang disusun secara sistematis.
Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (eIXplanation),
meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.
- Strategi Pembelajaran
Strategi dalam kamus
Poerwodarminto, artinya siasat perang. Konsep strategi ini memang pada mulanya
banyak digunakan dalam bidang militer. Clausewits dalam karya instrumentalnya
mengenai peperangan mendefinisikan strategi sebagai seni penggunaan peperangan
untuk memperoleh tujuan perang. Dengan kata lain dikatakan bahwa strategi
adalah membentuk rencana-rencana perang, memetakan atau menggambarkan jalannya
tentara yang berbeda dan menyusun peperangan serta mengatur pertempuran yang
harus diperjuangkan.
Berdasarkan
pengetian tersebut strategi pembelajaran dapat diartikan: sebagai pola rencana
dan pelaksanaan program pembelajaran yang menggambarkan perbuatan guru dan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan. Dengan demikian dalam aplikasi strategi pembelajaran selalu terkait
dengan pendekatan, metode, teknik pembelajaran.
Untuk lebih
memahami strategi pembelajaran sekaligus sebagai bahan perbandingan, berikut
ini kutipan beberapa pengertian strategi menurut para ahli:
1) Dick dan Carey (1978:106)
Suatu strategi pengajaran itu memerincikan komponen-komponen umum dari
seperangkat bahan/materi pengajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan
terhadap materi tersebut guna mengungkapkan hasil-hasil belajar tertentu dari
siswa.
2) Taba (1965:48)
Strategi
mengajar adalah sebagai pola dan tata urutan perilaku guru yang direncanakan untuk
mengakomodasikan semua variabel yang dianggap penting, dilakukan secara sadar
dan secara sistematis.
3) Joyce (1967:94)
Strategi instruksional merupakan keputusan-keputusan tentang bagaimana
mengorganisasikan siswa, materi pelajaran, dan ide-ide untuk meningkatkan
belajar siswa. Di dalam strategi ini ditentukan pula tujuan-tujuan pembelajaran
kelas, hal-hal apa saja yang akan dievaluasI.
4) Raka Joni (1980:1)
Dalam konteks belajar mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan
guru-guru dan sisa di dalam perwujudan KBM. Keumuman pola dalam arti macam dan
urutaan perbuatan yang dimaksud, berarti bahwa ia nampak dipergunakan dan/atau
diperagakan guru-siswa di dalam bermacam-macam peristiwa belajar.
Konsep strategi dalam hal
ini menunjuk kepada karakteristik abstrak dari pada rentetan perbuatan
guru-siswa di dalam peristiwa belajar mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan
guru-siswa dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu disebut
prosedur instruksional.
5) Ahmad Kosasih Djakiri (1982:8)
Secara umum pengertian
strategi dapat diartikan:
a.
Pola rencana (program) dan pola pelaksanaan (rencana
pelaksanaan) dari suatu program, jadi mencakup program dan rencana
pelaksanaannya.
b. Pola rencana dan pelaksanaan suatu
pengajaran atau rencana (perencanaan) pelaksanaan pengajaran agar mencapai
sasaran atau tujuan secara tepat guna, efektif, dan efisien.
6) Romiszowski, dalam Rianto, (2002:2)
Strategi
pembelajaran adalah seperangkat metode yang dipilih dalam melaksanakan suatu
program pembelajaran
7). Wiranata, (2007)
Secara sederhana, strategi dapat diartikan
sebagai serangkaian langkah yang dipilih untuk mencapai tujuan atau target (a way of achieving target)
8) Degeng, 1997
Dalam bukunya berjudul “Strategi
Pembelajaran” yang diterbitkan
oleh IKIP Malang mengemukanan bahwa
strategi pembelajaran diacukan sebagai
penataan cara-cara ini sehingga terwujud suatu urutan langkah-langkah
prosedural yang dapat dipakai untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- Strategi
Pembelajaran Shorting Cards
Strategi Shorting cards merupakan sebuah
strategi yang diadaptasi dari buku Active Learning karya Melvin L. Silberman.
Strategi Shorting Cards merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk
mengerjakan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta benda, atau menilai
informasi. Gerak fisik yang ada didalamnya dapat membantu menggairahkan siswa
yang merasa penat.
Langkah-Langkah strategi Shorting Cards
adalah:
a. Beri siswa kartu indeks yang berisi
informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau beberapa kategori. Dalam hal
ini nama-nama Asmaul Khusna ditulis dalam 198 kartu indeks. 99 kartu ditulis
huruf arab dari asmaul khusna, sedangkan 99 kartu lainnya ditulis arti dari
Asmaul-khusna tersebut.
b. Kemudian perintahkan siswa untuk
berkeliling ruangan dan mencari siswa lain yang kartunya memiliki makna yang
sama.
c. Perintahkan para siswa yang memiliki kartu
dengan kategori yang sama untuk menjadi satu kelompok. Kemudian guru
memerintahkan mereka untuk memberikan tanya jawab kepada siswa lainnya secara
bergilir mengenai makna dari Asmaul Khusna mereka.
d. Ketika setiap siswa mengajukan
pertanyaannya kepada kelompok lain, kemukakan pelajaran-pelajaran atau
poin-poin yang penting.
- Manfaat Dari Penerapan Strategi
Shorting Cards
a. Melatih daya ingat siswa terhadap sesuatu
hal, khususnya nama-nama dalam Asmaul Khusna yang berjumlah sebanyak 99.
b. Membuat siswa aktif dan kreatif didalam
proses pembelajaran didalam kelas, sehingga proses pembelajaran menjadi
menyenangkan, terarah dan tidak monoton.
c. Melatih siswa untuk mampu bersaing secara
sehat dan jujur dalam setiap hal.
d. Melatih hubungan sosial antar siswa
didalam kelas.
2. Hasil Belajar
1. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar
adalah efek yang ditimbulkan karena penggunaan metode yang berbeda dibawah
kondisi yang berbeda. (Degeng, 1989). Setiap pembelajaran membawa efek atau
dampak, baik langsung maupun tidak langsung. Hasil belajar langsung berupa
nilai hasil pengujian terhadap siswa, berupa angka-angka atau predikat-predikat
tertentu, sedangkan efekt tidak langsung, hasil belajar yang masih tersembunyi
(disiredable).
Hasil belajar yang
masih tersembunyi masih berupa harapan-harapan perilaku atau sikap. Hal ini
akan dapat diamati bila siswa sudah menunjukkan perilaku sesuai dengan
kompetensi/tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2. Hasil belajar pengetahuan, sikap dan ketrampilan
Bloom,
mengemukakan bahwa hasil belajar bisa berupa pengetahuan (kognitif), sikap
(affektif) dan ketrampilan (psikomotor). Ketiga domain merupakan satu kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan sebagai wujud kompetensi seseorang.
Hasil belajar
pengetahuan, lebih mengandalkan kognisi seseorang, Kognisi ini merupakan dasar
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuati.Dalam pembelajaran yang
berbasis kompetensi seperti Standar Isi, kompetensi pengetahuan diperoleh dan
dibangun melalui pengelaman belajar yang dialami siswa. Pengalaman belajar
lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar,
tidak diceramahi guru.
Sedangkan hasil
belajar afektif, lebih memperlihatkan pada hasil belajar sikap, intuisi,
perasaan, olah rasa, oleh hati dan kecenderungan seseorang untuk tidak berbuat
atau berbuat sesuatu.
Hasil belajar
psikomotor lebih memperlihatkan hasil belajar ketrampilan seseorang melalukan,
mengoperasional, mengurutkan prosedur, sesuatu
yang ia pelajari.
Di antara para pakar pendidikan dan psikologi tidak memiliki definisi dan
perumusan yang sama mengenai pengertian hasil belajar. Namun di antara mereka
memiliki pemahaman yang sama mengenai makna hasil belajar sebagaimana yang
dikemukakan Dimyati dan Moedjiono, (2006:200) bahwa “hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar”. Demikian pula
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “Hasil belajar merupakan
sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu atau dapat juga berarti
pendapatan atau perolehan”.
Hamalik, (2001:34) menyebutkan ada 3 teori tentang hasil belajar yaitu: 1)
Teori disiplin formal yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, imajinasi dapat
diperkuat melalui latihan akademis. 2) Teori unsur-unsur yang identik yaitu:
siswa diberikan respon-respon yang diharapkan diterapkan dalam situasi
kehidupan. 3) Teori generalisasi yaitu: menekankan pada pembentukan pengertian
yang dihubungkan pada pengalaman-pengalamannya.
- Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hamalik (2001:32) menyebutkan “faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar yaitu faktor pengalaman masa lampau, faktor kesiapan belajar, faktor
minat dan usaha, faktor fisiologis dan faktor intelegensi”.
Menurut Uno Hamzah (2008:3) menyatakan bahwa “faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah faktor guru, siswa, kurikulum dan lingkungan.
Keempat faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1)
Faktor Guru
Setiap
guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri, pola mengajar tercermin dalam
tingkah laku pada waktu melaksanakan pengajaran. Gaya mengajar yang dilakukan
guru mencerminkan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru yang bersangkutan, yang
dipengaruhi oleh pandangannya sendiri tentang mengajar, konsep, psikologi, dan
kurikulum.
2)
Faktor Siswa
Setiap
siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian, kecakapan,
yang dimiliki masing-masing itu meliputi, kecakapan potensial maupun kecakapan
yang diperoleh dari hasil belajar.
3)
Faktor Kurikulum
Bahan-bahan
pengajaran sebagai isi kurikulum mengacu kepada tujuan yang hendak dicapai.
4)
Faktor Lingkungan
Lingkungan
meliputi keadaan ruangan, tata ruang dan berbagai situasi fisik yang ada
disekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
C. Hubungan
Strategi Pembelajaran dengan hasil
belajar PAI Materi Asmaul-Khusna
Reigeluth dan
Merril (1979 dan 1983) mengklasifikasi variabel pembelajaran menjadi tiga
yaitu:
(1)
instructional conditions
(2)
instructional methods, and
(3)
instructional outcomes
Instructional methods, didefinisikan
sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai instructional outcomes yang berbeda dibawah instructional conditions yang berbeda. Berarti strategi
pembelajaran merupakan komponen variabel dari instructional methods (Degeng, 1997:10). Pada dasarnya semua
variabel yang diklasifikasi ke dalam metode pembelajaran dapat dimanipulasi
oleh perancang pembelajaran untuk dilihat tingakt keefektifannya untuk mencapai
hasil pembelaajran yang diinginkan.
Instructional conditions,
didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran dalam
meningkatkan hasil pembelajaran. Variabel ini berinteraksi dengan metode
pembelajaran, dan pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi oleh perancang
pembelajaran. Variabel ini harus diterima adanya, tetapi menjadi bahan pijakan dalam penetapan metode
pembelajaran. Contohnya seperti motivasi, minat, tingkat sosial siswa, bakat
siswa, tingkat ekonomi dsb. Meskipun tidak bisa dimanipulasi, pada saat
tertentu, ia dapat dimanipulasi. Pada saat seperti ini, posisinya berubah
menjadi metode pembelaajran. Contoh: akan giat belajar, sebelum tes harian
dilakukan, ada motivasi kepada siswa “ Anak-anak,
minggu depan tes harian! Bagi anak-anak yang memperoleh nilai sempurna atau
100, maka akan mendapat hadian berupa .....”. Ini berarti kondisi sebelumnya anak kurang
berminat terhadap pelajaran ybs, oleh karena itu guru menggunakan cara-cara,
agar perolehan hasil tes meningkat.
Instructional Outcomes, mencakup semua akibat yang
muncul dari penggunaan suatu methode di bawah kondisi pembelajaran yang
berbeda. Akibat-akibat inilah yang dapat dijadikan indikator ketercapaian
kompetensi dasar. Oleh karena itu indikator ketercapaian kompetensi dasar,
dapat berupa
(1) hasil
pembelajaran yang nyata (actual otucomes)
(2) hasil
pembelajaran yang diinginkan (disired outcomes) (Degeng, 1997:11)
.Berdasarkan uraian di atas, maka kedudukan strategi
pembelajaran ada pada variabel
instructional methods dan ini sangat penting dikuasai oleh guru ketika
merancang pembelajaran. Ketika seorang guru akan melaksanakan pembelajaran dari
rancangan yang telah disiapkan, maka
bagaimana menata materi pembelajarannya, bagaimana menyajikannya, serta alat
apa yang digunakannya, disitulah peran dan kedudukan strategi pembelajaran.
Berdasarkan pola tersebut di atas, maka hubungan strategi pembelajaran dengan hasil belajar
merupakan hubungan kausalitas. Artinya hasil belajar sangat dipengaruhi oleh
pemilihan strategi pembelajaran, sebaliknya hasil belajar yang diinginkan juga
menjadi perhatian yang serius dalam memilih stratregi pembelajaran..
- KERANGKA BERPIKIR
Penerapan strategi shorting card akan membuat peserta didik berperan
aktif didalam proses pembelajaran. Mereka akan menjelajahi ruangan kelas dan
mulai beradaptasi kepada teman-temannya. Sehingga pengalaman-pengalaman yang
mereka dapatkan dari proses pembelajaran dikelas akan melekat secara nyata
dalam diri mereka.
Penerapan strategi shorting cards akan membantu siswa sebagai subyek
didalam proses pembelajaran, yang mana menjadi salah satu ciri khas dari
kurikulum 2013. Ketika mereka menjadi subyek didalam kelas, maka mereka belajar
bagaimana menyelesaikan masalah yang mereka hadapi didalam kelas. Penyelesaian
masalah ini dapat berdampak positif pada kemandirian siswa dalam menyelesaikan
masalah diluar sekolah.
Pengalaman-pengalaman yang menarik dari penerapan strategi shorting cards
akan membantu siswa berminat dan termotivasi dirinya untuk terus belajar dan
menghafalkan Asmaul Khusna.
Ketika guru menerapkan strategi shorting cards, maka ini merupakan sebuah
terobosan baru dan inovasi baru didalam pendidikan, dimana siswa menyadari
bahwa pembelajaran di sekolah sangat menyenangkan untuk diikuti. Ketika siswa
senang dan berminat untuk belajar, maka ilmu yang diajarkan menjadi lebih mudah
diterima dan dipahami siswa. Begitu juga akan
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolah.
- HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan uraian di atas, maka hikpotesis tindakan adalah “
Ada peningkatan hasil belajar PAI materi Asmaul-Khusna melalui penggunaan strategi
pembelajaran Shorting Cards Siswa kelas IX Tahun 2017.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. SETTING PENELITIAN
Tempat penelitian akan
dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Depok yang menjadi salah satu sekolah
pelaksanaan Magang 1. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Depok
dikarenakan permasalahan yang diambil dan diamati berasal dari pengamatan di
SMP Muhammadiyah 3 Depok.
B. SUBYEK PENELITIAN
1. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah 3 Depok yang berjumlah 35
orang. Siswa di kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian karena ditemukan
permasalahan-permasalahan yang ditemukan seperti yang telah dipaparkan pada
latar belakang.
2. Obyek dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah: a) keaktifan belajar siswa, dan b) hasil belajar siswa, dan
c) respon siswa terhadap proses pembelajaran PAI
materi Asmaul Khusna dengan strategi Shorting Cards.
C. SUMBER DATA
Sumber data
diambil dari hasil ulangan siswa mengenai Asmaul-Khusna. Kemudian dari sumber
data yang ada, peneliti menerapkan strategi shorting cards dan membandingkannya
dengan hasil ulangan setelah strategi diterapkan didalam kelas.
Sumber data
lainnya didapatkan dari wawancara serta observasi kepada siswa mengenai
strategi shorting cards yang diterapkan didalam kelas. Dalam hal ini angket
dapat diberikan kepada siswa sebagai salah satu bentuk dari evaluasi pada
proses pembelajaran. Sehingga diharapkan dari hasil evaluasi ini
perbaikan-perbaikan akan dapat dihasilkan sebagai penyempurna penelitian.
D. TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Beberapa instrumen penelitian yang
digunakan dalam PTK ini adalah lembar observasi untuk aktivitas siswa dan
kinerja guru selama pelaksanaan tindakan, soal pretes dan postes, jurnal kegiatan
pembelajaran, dan angket yakni para tindakan dan post tindakan, dan pedoman wawancara .
Jenis data, instrumen data, kriteria
keberhasilan tindakan pembelajaran dapat disampaikan pada Tabel berikut.
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai
bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk menentukan
apakah suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk memperoleh suatu nilai
(Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara klasikal.
Di samping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana TPK yang
belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka juga digunakan
metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk
mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
E. ANALISIS DATA
Analisis
data peneliti lakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi
terhadap proses dan hasil belajar siswa dengan langkah sebagai berikut.
1. Melakukan
reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah terkumpul.
2. Melakukan
interpretasi, yaitu menafsirkan selanjutnya diwujudkan dalam bentuk pernyataan.
3. Melakukan
analisis hasil observasi guru terhadap pelaksanaan diskusi
4. Melakukan
analisis terhadap proses hasil pengamatan guru terhadap presentasi siswa
5. Melakukan
analisis inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam tindakan pembelajaran ini
terjadi peningkatan proses dan hasil belajar siswa atau tidak berdasarkan hasil
observasi yang dilaksanakan bersama observer.
6. Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan
langkah-langkah perbaikan untuk siklus berikutnya.
7. Pengambilan kesimpulan, diambil berdasarkan
analisis hasil observasi yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian
dituangkan dalam bentuk interpretasi berupa kalimat pernyataan.
Dari ketujuh langkah tersebut di atas, selanjutnya
menetapkan pedoman peningkatan hasil
belajar PAI materi
Asmaul-Khhusna kelas IX SMP Muhammadiyah 3 Depok dengan indikator sebagai berikut:
1. Hasil belajar meningkat jika skor postes
siklus I meningkat dari pretes dan skor postes siklus II meningkat dari postes
siklus I, dengan standar ketuntasan
belajar secara individu sebesar ³ 70.
2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung melalui diskusi meliputi keterampilan kognitif (kemampuan
beragumentasi), psikomotorik (kemampuan bekerja sama) dan afektif (kemauan
menghargai orang lain) dinyatakan meningkat jika mengalami peningkatan dari
siklus ke siklus.
3. Penilaian aktivitas siswa melalui penyelesian
LKS, laporan hasil observasi , dan pemahaman siswa terhadap aplikasi Badan
Usaha , dinyatakan meningkat jika mengalami peningkatan dari siklus
ke siklus
4. Berdasarkan angket, respon siswa menyatakan
setuju dengan tindakan pembelajaran konstruktifistik tentang Badan Usaha sebesar ³ 75%.
F. INDIKATOR KINERJA
Tabel Jenis
Data, Instrumen Data, Kriteria
Keberhasilan Tindakan Pengajaran
Keberhasilan Tindakan Pengajaran
No
|
Jenis
Data
|
Instrumen
Data
|
Indikator
Keberhasilan
|
1.
|
Aktivitas
siswa
|
a. Penyelesaian LKS, laporan hasil
observasi
|
Nilai Kelompok
untuk menyelesaikan LKS, menyusun laporan ilmiah mencapai ≥70, dan jumlah
kelompok yang memperoleh skor ≥70 sebanyak ≥75% serta meningkat dari siklus
ke siklus
|
2.
|
Penilaian
hasil belajar
|
b. Lembar observasi proses belajar
(keterampilan kognitif, psikomotorik dan afektif)
Pretesst dan postest
|
Skor kelompok
mencapai ≥ 70, dan meningkat dari siklus ke siklus
Hasil postest
> 75 %
|
G. PROSEDUR PENELITIAN
1.
Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini hal-hal
yang dilaksanakan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Membentuk
kelompok-kelompok diskusi dan observasi
dengan anggota masing masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang siswa.
b. Menyusun rencana
pembelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran konstruktifistik dengan kegiatan meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:
1). Menyusun rencana pembelajaran untuk setiap pertemuan yang didalamnya
memuat skenario pembelajaran sesuai dengan strategi yang dipilih yaitu
pembelajaran konstruktifistik dengan peta konsep kelompok (ada tiga rencana
pembelajaran).
2). Menyusun LKS sesuai
dengan kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan.
2.
c. Menyusun
instrumen pengumpul data yang berbentuk tes dan non tes, langkah-langkahnya
sebagai berikut: 1). Menyususn soal pretest
dan posttest ,2) menyusun angket untuk siswa .
d. Menyusun lembar observasi untuk
siswa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran selama PTK berlangsung, disertai dengan pedoman
observasi.
e. Menyusun lembar observasi kinerja guru untuk setiap pertemuan. Lembar
observasi ini digunakan sebagai pedoman penilaian oleh observer tehadap aktifitas
siswa dalam pembelajaran
f. Mengisi jurnal kegiatan
pembelajaran berupa catatan tentang berbagai hal yang muncul saat tindakan
pembelajaran berlangsung bagi aktivitas siswa maupun aktivitas guru.
g. Menyusun soal tes
(pretes dan postes). Sebelum menyusun soal, terlebih dahulu peneliti menyusun
kisi-kisi soal dan pedoman penilaian. Pretes dilaksanakan sebelum pelaksanaan
tindakan siklus I dan postes dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan siklus
I.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Langkah pelaksanaan tindakan yang
akan diterapkan oleh peneliti tertuang dalam rencana pembelajaran. Langkah-langkah
pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
Tabel Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran
Siklus I
Kegiatan Guru
dan Siswa
|
Evaluasi
|
-
Guru memberi motivasi pada siswa dengan menyampaikan
kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui strategi pembelajaran shorting cards
-
Diadakan pretest
|
Penilaian
performance siswa
Dan pretest
|
- guru membagikan siswa 35 kartu berisi
Asmaul Khusna. 13 Orang mendapatkan kartu Nama Asmaul Khusna, sedangkan 13
orang mendapatkan kartu arti dari asmaul khusna.
- Siswa menyebar, dan mencari teman yang
memiliki nama dan arti yang sesuai dengan ketentuan asmaul khusna.
|
Penilaian
kinerja dalam penerapan strategi shorting cards
|
Siswa berkumpul bersama pasangannya dan
memberikan pertanya mengenai kartu yang dibawanya kepada kelompok lain.
|
Penilaian
kinerja siswa dalam kuis
|
- siswa menjelaskan sedikit mengenai apa
yang mereka ketahui tentang asmaul khusna yang mereka dapatkan
|
Penilaian
kinerja dalam presentasi
|
- Guru melakukan klarifikasi berdasarkan
laporan yang dipresentasikan siswa
|
|
- Diadakan
posttest
- Siswa
melakukan revisi laporan hasil observasi lapangan
|
Penilaian
laporan hasil observasi dan postest
|
3.
Tahap Observasi
Observasi dilaksanakan oleh Guru bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan siklus I mulai dan pertemuan pertama hingga keempat. Observasi ini digunakan untuk merekam
segala aktivitas siswa dan kinerja guru selama tindakan pembelajaran
kooperatif. Setelah pembelajaran berakhir pada setiap pertemuan peneliti
mengadakan diskusi dengan para observer untuk mengetahui temuan-temuan selama
tindakan pembelajaran sebagai bahan refleksi. Hasil observasi selanjutnya dianalisis untuk diperbaiki pada pertemuan
berikutnya. Dalam melaksanakan observasi ini, Guru menggunakan instrumen dan
format observasi.
DAFTAR ISI
Arikunto, Suharsimi. “Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, (Jakarta: 2002), Rineksa Cipta.
Danim,
Sudarwan “Pengantar Kepedidikan
(Landasan, Teori, dan 234 Metafora Pendidikan)”, (Bandung: Alfabeta, 2011).
Degeng, “Strategi Pembelajaran”. (Malang:1997) , IKIP Malang.
Mudjiyono dan Dimyati “Belajar dan Pembelajaran”. Rineka Cipta, (Jakarta: 2006), Depdikbud.
Oemar, Hamalik, “Proses Belajar Mengajar”.
(Jakarta: 2001), Bumi Aksara.
Peraturan
Pemerintah No 19 tahun 2006 Pasal 2006 ayat 1
Silberman,
Melvin “Active Learning (101 cara
belajar siswa aktif)”, Nuansa Cendekia, (Bandung:2014).
Sugiono,
“Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)”, (Bandung:
Alfabeta, 2015).
Uno, Hamzah, “Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran”. Jakarta:2008, Bumi
No comments:
Post a Comment