Saturday, April 22, 2017

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG.
Pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu proses yang dilakukan didalam pendidikan adalah belajar. Dengan belajar peserta didik dapat mengalami trasformasi ilmu. Pemahaman ilmu dari proses belajar inilah yang akan menambah wawasan dan pengetahuan peserta didik dalam berperilaku dan bertindak.
UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization = Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan telah menggariskan empat pilar utama pendidikan, Yaitu a) Learning to Know (belajar untuk megetahui, sebagai landasan ilmu Pengetahuan) yakni pembelajaran yang berlangsung di sekolah umumnya dimaksudkan mendorong siswa memperoleh pengetahuan secara terstruktur, disamping penguasaan alat belajar. Dengan demikian pembelajaran merupakan sarana sekaligus sebagai upaya mencapai tujuan akhir eksistensi manusia. b) Learning To Do (belajar untuk bekerja, aplikasi) yakni belajar sebagai kesiapan dalam menghadapi dunia kerja yang menuntut seseorang untuk terus mengasah keterampilan dan life skill nya.  c) Learning to Be (belajar untuk menjadi, menggali potensi diri ) yakni, pendidikan harus berkontribusi untuk menyelesaikan pengembangan setiap orang, rohani dan jasmani, kecerdasan, kepekaan, spiritualitas, estetika, dan apresiasi. d) Learning to Life Together ( belajar untuk hidup bersama, hidup bermitra dan sekaligus berkompetisi, hidup berdampingan dan  bersahabat antarbangsa) yakni, tugas pendidikan, baik dalam rangka pembelajaran bagi siswa dan mahasiswa tentang keragaman manusia maupun untuk menanamkan kesadaran diri tentang persamaan dan saling ketergantungan semua orang esensinya adalah bagaimana mereka mampu hidup bersama dengan orang lain secara bersahabat dan menyenangkan.
Didasarkan Peraturan  Pemerintah  No 19 tahun 2006 Pasal 19 ayat 1 dinyatakan bahwa: (1)          Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk menuju ke arah tersebut memerlukan disain atau rencana pembelajaran yang harus disusun berdasarkan strategi yang tepat.
Materi Pelajaran Asmaul-Khusna merupakan salah satu materi PAI yang sulit dihafalkan dan dipahami maknanya oleh siswa. Hal ini disebabkan, Asmaul-Khusna berjumlah banyak yakni 99 nama-nama Allah dan siswa kurang berminat untuk menghafalkannya. Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa sulit untuk memahami dan menghafalkan Asmaul-Khusna adalah: a. Kurangnya minat dan motivasi siswa untuk belajar ; b. Guru tidak menggunakan strategi pembelajaran yang aktif ; c. Kurangnya sarana dan prasarana ; d. Lingkungan yang tidak kondusif dan kurang mendukung proses belajar siswa.
Oleh karenanya, strategi pembelajaran dirasa penting untuk diterapkan didalam mempelajari Asmaul-Khusna. Karena materi ini merupakan materi pokok yang harus siswa pahami, sebagai ungkapan dari sikap spiritual, kognitif dan psikomotoriknya.
Strategi pembelajaran Shorting Cards merupakan salah satu metode yang mengajak siswa untuk aktif dan melatih mereka untuk menghafal dan memahami. Shorting Cards ini merupakan salah satu strategi yang ditulis oleh Melvin L. Silberman dalam bukunya Active learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif). Akan tetapi masih sangat jarang guru menggunakan strategi ini sebagai sebuah trobosan baru didalam kelas.
Berdasarkan  latar belakang  tersebut, maka upaya peningkatan hasil belajar PAI siswa materi Asmaul-Khusna menggunakan strategi Shorting Cards pada siswa kelas IX tahun 2017 menjadi salah satu permasalahan yang harus diteliti.

B.  RUMUSAN MASALAH

 Dari latar belakang permasalahan di atas maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut  :
1. Apakah penggunaan strategi pembelajaran Shorting Cards dapat meningkatkan hasil belajar  PAI Materi Asmaul Khusna siswa Kelas IX Tahun 2017?

C.  TUJUAN PENELITIAN

Seperti apa yang dijelaskan pada latar belakang dan rumusan permasalahan di atas,  tujuan  penelitian ini
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PAI siswa materi Asmaul-Khusna menggunakan Strategi Pembelajaran Shorting Cards kelas IX tahun 2017.

D.  MANFAAT PENELITIAN

1.   Bagi siswa , PTK ini bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar PAI khususnya materi Asmaul-Khusna.
2.   Bagi Guru khususnya peneliti bermanfaat untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran PAI sesuai dengan yang dikehendaki Kurikulum 2013.
3.   Bagi Sekolah  merupakan upaya  inovasi dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan Sekolah , khususnya dalam meningkatkan hasil belajar .





BAB II
LANDASAN TEORI

  1. LANDASAN TEORI 
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian khususnya kuantitatif adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi hasil penelitian.
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proporsisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (eIXplanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.
  1. Strategi Pembelajaran
Strategi dalam kamus Poerwodarminto, artinya siasat perang. Konsep strategi ini memang pada mulanya banyak digunakan dalam bidang militer. Clausewits dalam karya instrumentalnya mengenai peperangan mendefinisikan strategi sebagai seni penggunaan peperangan untuk memperoleh tujuan perang. Dengan kata lain dikatakan bahwa strategi adalah membentuk rencana-rencana perang, memetakan atau menggambarkan jalannya tentara yang berbeda dan menyusun peperangan serta mengatur pertempuran yang harus diperjuangkan.
Berdasarkan pengetian tersebut strategi pembelajaran dapat diartikan: sebagai pola rencana dan pelaksanaan program pembelajaran yang menggambarkan perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Dengan demikian dalam aplikasi strategi pembelajaran selalu terkait dengan pendekatan, metode, teknik pembelajaran.
Untuk lebih memahami strategi pembelajaran sekaligus sebagai bahan perbandingan, berikut ini kutipan beberapa pengertian strategi menurut para ahli:
1)      Dick dan Carey (1978:106)
Suatu strategi pengajaran itu memerincikan komponen-komponen umum dari seperangkat bahan/materi pengajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan terhadap materi tersebut guna mengungkapkan hasil-hasil belajar tertentu dari siswa.
2)      Taba (1965:48)
Strategi mengajar adalah sebagai pola dan tata urutan perilaku guru yang direncanakan untuk mengakomodasikan semua variabel yang dianggap penting, dilakukan secara sadar dan secara sistematis.
3)      Joyce (1967:94)
Strategi instruksional merupakan keputusan-keputusan tentang bagaimana mengorganisasikan siswa, materi pelajaran, dan ide-ide untuk meningkatkan belajar siswa. Di dalam strategi ini ditentukan pula tujuan-tujuan pembelajaran kelas, hal-hal apa saja yang akan dievaluasI.
4)      Raka Joni (1980:1)
Dalam konteks belajar mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru-guru dan sisa di dalam perwujudan KBM. Keumuman pola dalam arti macam dan urutaan perbuatan yang dimaksud, berarti bahwa ia nampak dipergunakan dan/atau diperagakan guru-siswa di dalam bermacam-macam peristiwa belajar.
Konsep strategi dalam hal ini menunjuk kepada karakteristik abstrak dari pada rentetan perbuatan guru-siswa di dalam peristiwa belajar mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan guru-siswa dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu disebut prosedur instruksional. 
5)      Ahmad Kosasih Djakiri (1982:8)
Secara umum pengertian strategi dapat diartikan:
a.       Pola rencana (program) dan pola pelaksanaan (rencana pelaksanaan) dari suatu program, jadi mencakup program dan rencana pelaksanaannya.
b.      Pola rencana dan pelaksanaan suatu pengajaran atau rencana (perencanaan) pelaksanaan pengajaran agar mencapai sasaran atau tujuan secara tepat guna, efektif, dan efisien. 
6)      Romiszowski, dalam Rianto, (2002:2)
Strategi pembelajaran adalah seperangkat metode yang dipilih dalam melaksanakan suatu program pembelajaran      
7). Wiranata, (2007)
Secara sederhana, strategi dapat diartikan sebagai serangkaian langkah yang dipilih untuk mencapai tujuan atau target (a way of achieving target)
8) Degeng, 1997
Dalam bukunya berjudul “Strategi Pembelajaran”  yang diterbitkan oleh  IKIP Malang mengemukanan bahwa strategi pembelajaran  diacukan sebagai penataan cara-cara ini sehingga terwujud suatu urutan langkah-langkah prosedural yang dapat dipakai untuk mencapai hasil yang diinginkan.
  1. Strategi Pembelajaran Shorting Cards
Strategi Shorting cards merupakan sebuah strategi yang diadaptasi dari buku Active Learning karya Melvin L. Silberman. Strategi Shorting Cards merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk mengerjakan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta benda, atau menilai informasi. Gerak fisik yang ada didalamnya dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat.
Langkah-Langkah strategi Shorting Cards adalah:
a.       Beri siswa kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau beberapa kategori. Dalam hal ini nama-nama Asmaul Khusna ditulis dalam 198 kartu indeks. 99 kartu ditulis huruf arab dari asmaul khusna, sedangkan 99 kartu lainnya ditulis arti dari Asmaul-khusna tersebut.
b.      Kemudian perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain yang kartunya memiliki makna yang sama.
c.       Perintahkan para siswa yang memiliki kartu dengan kategori yang sama untuk menjadi satu kelompok. Kemudian guru memerintahkan mereka untuk memberikan tanya jawab kepada siswa lainnya secara bergilir mengenai makna dari Asmaul Khusna mereka.
d.      Ketika setiap siswa mengajukan pertanyaannya kepada kelompok lain, kemukakan pelajaran-pelajaran atau poin-poin yang penting.
  1. Manfaat Dari Penerapan Strategi Shorting Cards
a.       Melatih daya ingat siswa terhadap sesuatu hal, khususnya nama-nama dalam Asmaul Khusna yang berjumlah sebanyak 99.
b.      Membuat siswa aktif dan kreatif didalam proses pembelajaran didalam kelas, sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan, terarah dan tidak monoton.
c.       Melatih siswa untuk mampu bersaing secara sehat dan jujur dalam setiap hal.
d.      Melatih hubungan sosial antar siswa didalam kelas.
2. Hasil Belajar
1.   Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah efek yang ditimbulkan karena penggunaan metode yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. (Degeng, 1989). Setiap pembelajaran membawa efek atau dampak, baik langsung maupun tidak langsung. Hasil belajar langsung berupa nilai hasil pengujian terhadap siswa, berupa angka-angka atau predikat-predikat tertentu, sedangkan efekt tidak langsung, hasil belajar yang masih tersembunyi (disiredable).
Hasil belajar yang masih tersembunyi masih berupa harapan-harapan perilaku atau sikap. Hal ini akan dapat diamati bila siswa sudah menunjukkan perilaku sesuai dengan kompetensi/tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2.   Hasil belajar pengetahuan, sikap dan ketrampilan
Bloom, mengemukakan bahwa hasil belajar bisa berupa pengetahuan (kognitif), sikap (affektif) dan ketrampilan (psikomotor). Ketiga domain merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sebagai wujud kompetensi seseorang.
Hasil belajar pengetahuan, lebih mengandalkan kognisi seseorang, Kognisi ini merupakan dasar seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuati.Dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi seperti Standar Isi, kompetensi pengetahuan diperoleh dan dibangun melalui pengelaman belajar yang dialami siswa. Pengalaman belajar lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar, tidak diceramahi guru.
Sedangkan hasil belajar afektif, lebih memperlihatkan pada hasil belajar sikap, intuisi, perasaan, olah rasa, oleh hati dan kecenderungan seseorang untuk tidak berbuat atau berbuat sesuatu.
Hasil belajar psikomotor lebih memperlihatkan hasil belajar ketrampilan seseorang melalukan, mengoperasional, mengurutkan prosedur, sesuatu  yang ia pelajari.
Di antara para pakar pendidikan dan psikologi tidak memiliki definisi dan perumusan yang sama mengenai pengertian hasil belajar. Namun di antara mereka memiliki pemahaman yang sama mengenai makna hasil belajar sebagaimana yang dikemukakan Dimyati dan Moedjiono, (2006:200) bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar”. Demikian pula dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “Hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu atau dapat juga berarti pendapatan atau perolehan”.
Hamalik, (2001:34) menyebutkan ada 3 teori tentang hasil belajar yaitu: 1) Teori disiplin formal yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, imajinasi dapat diperkuat melalui latihan akademis. 2) Teori unsur-unsur yang identik yaitu: siswa diberikan respon-respon yang diharapkan diterapkan dalam situasi kehidupan. 3) Teori generalisasi yaitu: menekankan pada pembentukan pengertian yang dihubungkan pada pengalaman-pengalamannya.

  1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hamalik (2001:32) menyebutkan “faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor pengalaman masa lampau, faktor kesiapan belajar, faktor minat dan usaha, faktor fisiologis dan faktor intelegensi”.
Menurut Uno Hamzah (2008:3) menyatakan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor guru, siswa, kurikulum dan lingkungan. Keempat faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1)      Faktor Guru
Setiap guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri, pola mengajar tercermin dalam tingkah laku pada waktu melaksanakan pengajaran. Gaya mengajar yang dilakukan guru mencerminkan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru yang bersangkutan, yang dipengaruhi oleh pandangannya sendiri tentang mengajar, konsep, psikologi, dan kurikulum.
2)      Faktor Siswa
Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian, kecakapan, yang dimiliki masing-masing itu meliputi, kecakapan potensial maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar.
3)      Faktor Kurikulum
Bahan-bahan pengajaran sebagai isi kurikulum mengacu kepada tujuan yang hendak dicapai.
4)      Faktor Lingkungan
Lingkungan meliputi keadaan ruangan, tata ruang dan berbagai situasi fisik yang ada disekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
C.  Hubungan Strategi Pembelajaran  dengan hasil belajar PAI Materi Asmaul-Khusna
Reigeluth dan Merril (1979 dan 1983) mengklasifikasi variabel pembelajaran menjadi tiga yaitu:
(1)   instructional conditions
(2)   instructional methods, and
(3)   instructional outcomes
Instructional methods, didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai instructional outcomes yang berbeda dibawah instructional conditions yang berbeda. Berarti strategi pembelajaran merupakan komponen variabel dari instructional methods (Degeng, 1997:10). Pada dasarnya semua variabel yang diklasifikasi ke dalam metode pembelajaran dapat dimanipulasi oleh perancang pembelajaran untuk dilihat tingakt keefektifannya untuk mencapai hasil pembelaajran yang diinginkan.
Instructional conditions, didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Variabel ini berinteraksi dengan metode pembelajaran, dan pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi oleh perancang pembelajaran. Variabel ini harus diterima adanya, tetapi menjadi  bahan pijakan dalam penetapan metode pembelajaran. Contohnya seperti motivasi, minat, tingkat sosial siswa, bakat siswa, tingkat ekonomi dsb. Meskipun tidak bisa dimanipulasi, pada saat tertentu, ia dapat dimanipulasi. Pada saat seperti ini, posisinya berubah menjadi metode pembelaajran. Contoh: akan giat belajar, sebelum tes harian dilakukan, ada motivasi kepada siswa “ Anak-anak, minggu depan tes harian! Bagi anak-anak yang memperoleh nilai sempurna atau 100, maka akan mendapat hadian berupa .....”.  Ini berarti kondisi sebelumnya anak kurang berminat terhadap pelajaran ybs, oleh karena itu guru menggunakan cara-cara, agar perolehan hasil tes meningkat.
Instructional Outcomes, mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan suatu methode di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Akibat-akibat inilah yang dapat dijadikan indikator ketercapaian kompetensi dasar. Oleh karena itu indikator ketercapaian kompetensi dasar, dapat berupa
(1) hasil pembelajaran yang nyata (actual otucomes)
(2) hasil pembelajaran yang diinginkan (disired outcomes)  (Degeng, 1997:11)
.Berdasarkan uraian di atas, maka kedudukan strategi pembelajaran ada pada variabel instructional methods dan ini sangat penting dikuasai oleh guru ketika merancang pembelajaran. Ketika seorang guru akan melaksanakan pembelajaran dari rancangan yang telah disiapkan,  maka bagaimana menata materi pembelajarannya, bagaimana menyajikannya, serta alat apa yang digunakannya, disitulah peran dan kedudukan strategi pembelajaran.
Berdasarkan pola tersebut di atas, maka hubungan  strategi pembelajaran dengan hasil belajar merupakan hubungan kausalitas. Artinya hasil belajar sangat dipengaruhi oleh pemilihan strategi pembelajaran, sebaliknya hasil belajar yang diinginkan juga menjadi perhatian yang serius dalam memilih stratregi pembelajaran..

  1. KERANGKA BERPIKIR
Penerapan strategi shorting card akan membuat peserta didik berperan aktif didalam proses pembelajaran. Mereka akan menjelajahi ruangan kelas dan mulai beradaptasi kepada teman-temannya. Sehingga pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan dari proses pembelajaran dikelas akan melekat secara nyata dalam diri mereka.
Penerapan strategi shorting cards akan membantu siswa sebagai subyek didalam proses pembelajaran, yang mana menjadi salah satu ciri khas dari kurikulum 2013. Ketika mereka menjadi subyek didalam kelas, maka mereka belajar bagaimana menyelesaikan masalah yang mereka hadapi didalam kelas. Penyelesaian masalah ini dapat berdampak positif pada kemandirian siswa dalam menyelesaikan masalah diluar sekolah.
Pengalaman-pengalaman yang menarik dari penerapan strategi shorting cards akan membantu siswa berminat dan termotivasi dirinya untuk terus belajar dan menghafalkan Asmaul Khusna.
Ketika guru menerapkan strategi shorting cards, maka ini merupakan sebuah terobosan baru dan inovasi baru didalam pendidikan, dimana siswa menyadari bahwa pembelajaran di sekolah sangat menyenangkan untuk diikuti. Ketika siswa senang dan berminat untuk belajar, maka ilmu yang diajarkan menjadi lebih mudah diterima dan dipahami siswa. Begitu juga akan  berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolah.
  1. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan uraian di atas, maka hikpotesis tindakan adalah “ Ada peningkatan hasil belajar PAI materi Asmaul-Khusna melalui penggunaan strategi pembelajaran Shorting Cards Siswa kelas IX Tahun 2017.


BAB III
METODE PENELITIAN
A.     SETTING PENELITIAN
Tempat penelitian akan dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Depok yang menjadi salah satu sekolah pelaksanaan Magang 1. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Depok dikarenakan permasalahan yang diambil dan diamati berasal dari pengamatan di SMP Muhammadiyah 3 Depok.
B.     SUBYEK PENELITIAN
1.      Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah 3 Depok yang berjumlah 35 orang. Siswa di kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian karena ditemukan permasalahan-permasalahan yang ditemukan seperti yang telah dipaparkan pada latar belakang.
2.      Obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: a)  keaktifan belajar siswa, dan b)  hasil belajar siswa, dan c) respon siswa terhadap proses pembelajaran PAI materi Asmaul Khusna dengan strategi Shorting Cards.
C.     SUMBER DATA
Sumber data diambil dari hasil ulangan siswa mengenai Asmaul-Khusna. Kemudian dari sumber data yang ada, peneliti menerapkan strategi shorting cards dan membandingkannya dengan hasil ulangan setelah strategi diterapkan didalam kelas.
Sumber data lainnya didapatkan dari wawancara serta observasi kepada siswa mengenai strategi shorting cards yang diterapkan didalam kelas. Dalam hal ini angket dapat diberikan kepada siswa sebagai salah satu bentuk dari evaluasi pada proses pembelajaran. Sehingga diharapkan dari hasil evaluasi ini perbaikan-perbaikan akan dapat dihasilkan sebagai penyempurna penelitian.
D.     TEKNIK DAN ALAT   PENGUMPULAN DATA
       Beberapa instrumen penelitian yang digunakan dalam PTK ini adalah lembar observasi untuk aktivitas siswa dan kinerja guru selama pelaksanaan tindakan, soal pretes dan postes, jurnal kegiatan pembelajaran, dan angket yakni para tindakan dan post tindakan, dan pedoman wawancara .
       Jenis data, instrumen data, kriteria keberhasilan tindakan pembelajaran dapat disampaikan pada Tabel berikut.
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk memperoleh suatu nilai (Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara klasikal. Di samping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana TPK yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka juga digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

E.      ANALISIS DATA
                  Analisis data peneliti lakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi terhadap proses dan hasil belajar siswa dengan langkah sebagai berikut.
1.   Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah terkumpul.
2.   Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan selanjutnya diwujudkan dalam bentuk pernyataan.
3.   Melakukan analisis hasil observasi guru terhadap pelaksanaan diskusi
4.   Melakukan analisis terhadap proses hasil pengamatan guru terhadap presentasi siswa
5.   Melakukan analisis inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam tindakan pembelajaran ini terjadi peningkatan proses dan hasil belajar siswa atau tidak berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan bersama observer.
6.   Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk siklus berikutnya.
7.   Pengambilan kesimpulan, diambil berdasarkan analisis hasil observasi yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam bentuk interpretasi berupa kalimat pernyataan.
                     Dari ketujuh  langkah tersebut di atas, selanjutnya menetapkan pedoman peningkatan hasil  belajar PAI materi Asmaul-Khhusna  kelas IX SMP Muhammadiyah 3 Depok dengan indikator sebagai berikut:
1.   Hasil belajar meningkat jika skor postes siklus I meningkat dari pretes dan skor postes siklus II meningkat dari postes siklus I, dengan standar ketuntasan  belajar secara individu sebesar ³ 70.
2.   Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui diskusi meliputi keterampilan kognitif (kemampuan beragumentasi), psikomotorik (kemampuan bekerja sama) dan afektif (kemauan menghargai orang lain) dinyatakan meningkat jika mengalami peningkatan dari siklus ke siklus.
3.   Penilaian aktivitas siswa melalui penyelesian LKS, laporan hasil observasi , dan pemahaman siswa terhadap aplikasi Badan Usaha , dinyatakan meningkat jika mengalami peningkatan dari  siklus  ke siklus
4.   Berdasarkan angket, respon siswa menyatakan setuju dengan tindakan pembelajaran konstruktifistik tentang Badan Usaha  sebesar ³ 75%.



F.      INDIKATOR KINERJA
Tabel Jenis Data, Instrumen Data, Kriteria
Keberhasilan Tindakan Pengajaran
No
Jenis Data
Instrumen Data
Indikator Keberhasilan
1.
Aktivitas siswa
a.         Penyelesaian LKS, laporan hasil observasi
Nilai Kelompok untuk menyelesaikan LKS, menyusun laporan ilmiah mencapai ≥70, dan jumlah kelompok yang memperoleh skor ≥70 sebanyak ≥75% serta meningkat dari siklus ke siklus






2.






Penilaian hasil belajar
b.         Lembar observasi proses belajar (keterampilan kognitif, psikomotorik dan afektif)

 Pretesst dan postest

Skor kelompok mencapai ≥ 70, dan meningkat dari siklus ke siklus


Hasil postest > 75 %

G.     PROSEDUR PENELITIAN
1.      Tahap Perencanaan Tindakan
            Pada tahap ini hal-hal yang dilaksanakan peneliti adalah sebagai berikut:
a.         Membentuk kelompok-kelompok diskusi dan  observasi dengan    anggota masing masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
b.         Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran  konstruktifistik dengan kegiatan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1). Menyusun rencana pembelajaran untuk setiap pertemuan yang didalamnya memuat skenario pembelajaran sesuai dengan strategi yang dipilih yaitu pembelajaran konstruktifistik dengan peta konsep kelompok (ada tiga rencana pembelajaran).
2).        Menyusun LKS sesuai dengan kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan.
2.      c.   Menyusun instrumen pengumpul data yang berbentuk tes dan non tes, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1). Menyususn soal pretest  dan posttest ,2) menyusun angket untuk siswa .
 d. Menyusun lembar observasi untuk siswa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran selama PTK  berlangsung, disertai dengan pedoman observasi.
e. Menyusun lembar observasi kinerja guru untuk setiap pertemuan. Lembar observasi ini digunakan sebagai pedoman penilaian oleh observer tehadap aktifitas siswa dalam pembelajaran
 f. Mengisi jurnal kegiatan pembelajaran berupa catatan tentang berbagai hal yang muncul saat tindakan pembelajaran berlangsung bagi aktivitas siswa maupun aktivitas guru.
g. Menyusun soal tes (pretes dan postes). Sebelum menyusun soal, terlebih dahulu peneliti menyusun kisi-kisi soal dan pedoman penilaian. Pretes dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan siklus I dan postes dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan siklus I.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
            Langkah pelaksanaan tindakan yang akan diterapkan oleh peneliti tertuang dalam rencana pembelajaran.  Langkah-langkah pelaksanaan tindakan  sebagai berikut:
Tabel Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I
Kegiatan Guru dan Siswa
Evaluasi
-      Guru memberi motivasi pada siswa dengan menyampaikan kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui strategi pembelajaran shorting cards
-      Diadakan pretest
Penilaian performance siswa
Dan pretest
-   guru membagikan siswa 35 kartu berisi Asmaul Khusna. 13 Orang mendapatkan kartu Nama Asmaul Khusna, sedangkan 13 orang mendapatkan kartu arti dari asmaul khusna.
-   Siswa menyebar, dan mencari teman yang memiliki nama dan arti yang sesuai dengan ketentuan asmaul khusna.
Penilaian kinerja dalam penerapan strategi shorting cards
Siswa berkumpul bersama pasangannya dan memberikan pertanya mengenai kartu yang dibawanya kepada kelompok lain.
Penilaian kinerja siswa dalam kuis
-   siswa menjelaskan sedikit mengenai apa yang mereka ketahui tentang asmaul khusna yang mereka dapatkan
Penilaian kinerja dalam presentasi
-   Guru melakukan klarifikasi berdasarkan laporan yang dipresentasikan siswa

-   Diadakan posttest
-  Siswa melakukan revisi laporan hasil observasi lapangan
Penilaian laporan hasil observasi  dan postest


3.      Tahap Observasi
            Observasi  dilaksanakan oleh Guru bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus I mulai dan pertemuan pertama hingga keempat. Observasi ini digunakan untuk merekam segala aktivitas siswa dan kinerja guru selama tindakan pembelajaran kooperatif. Setelah pembelajaran berakhir pada setiap pertemuan peneliti mengadakan diskusi dengan para observer untuk mengetahui temuan-temuan selama tindakan pembelajaran sebagai bahan refleksi. Hasil observasi selanjutnya dianalisis untuk diperbaiki pada pertemuan berikutnya. Dalam melaksanakan observasi ini, Guru menggunakan instrumen dan format observasi.


DAFTAR ISI
Arikunto, SuharsimiProsedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”,  (Jakarta: 2002), Rineksa Cipta.
Danim, Sudarwan “Pengantar Kepedidikan (Landasan, Teori, dan 234 Metafora Pendidikan)”, (Bandung: Alfabeta, 2011).
Degeng,  Strategi Pembelajaran. (Malang:1997) , IKIP Malang.
Mudjiyono dan Dimyati Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, (Jakarta: 2006), Depdikbud.
Oemar, Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: 2001), Bumi Aksara.
Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2006 Pasal 2006 ayat 1
Silberman, Melvin “Active Learning (101 cara belajar siswa aktif)”, Nuansa Cendekia, (Bandung:2014).
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)”, (Bandung: Alfabeta, 2015).
Uno, Hamzah,  Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta:2008, Bumi










No comments:

Post a Comment

Outsourcing Sumber Daya Manusia

Outsourcing Sumber Daya Manusia Oleh: Cahyani Susan Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan bisnis saat ini menuntut p...