Tuesday, December 16, 2014

Emosi Psikologi



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 2
A.    Latar Belakang ............................................................................................ 2
B.     Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C.     Tujuan Penulisan makalah............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A.    Pengertian Motivasi .................................................................................... 3
B.     Teori Motivasi ............................................................................................. 4
C.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi  .......................................... 10
D.    Fungsi Motivasi.................................................................................... ..... 11
E.     Sifat-Sifat Motivasi.............................................................................. ..... 11
F.      Macam-Macam Motivasi...................................................................... ..... 11
G.    Mengaplikasikan Motivasi dalam Pendidikan........................................... 12
BAB  III PENUTUP ............................................................................................ 13
A.    Kesimpulan................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA            .......................................................................................     14


BAB I
PENDAHULUAN
       I.            LATAR BELAKANG
Motivasi merupakan hal yang tidak asing dalam kehidupan kita. Setiap pekerjaan yang kita lakukan secara tidak langsung menggunakan motivasi sebagai penggerak. Ketika kita merasa lelah mengenai tugas yang sangat banyak dan melelahkan, secara tidak langsung otak akan memotivasi diri kita sehingga kita bersemangat dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Lalu sebenarnya apakah pengertian motivasi, faktor yang mempengaruhi motivasi, teori-teori mengenai motivasi dan bagaimana penerapannya dalam Pendidikan.
Dalam hal ini akan di ungkap beberapa penjelasan yang dapat di aplikasikan oleh pembaca. Karena sebenarnya dengan mengetahui makna serta artian motivasi bagi para guru dan orang tua terutama, dapat meningkatkan semangat para anak didik serta memberikan dorongan agar mereka dapat lebih bersemangat dalam belajar dan menjalani kehidupan. Namun dewasa ini beberapa orang yang berperan primer dalam pembentukan pribadi anak termasuk orang tua di rumah dan guru di sekolah tidak mengedepankan dorongan motivasi dalam pembelajaran akan tetapi lebih kepada menyalahkan anak ketika mereka tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan.

    II.            RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian motivasi?
2.      Apa saja teori mengenai motivasi?
3.      Apakah faktor yang mempengaruhi motivasi?
4.      Bagaimana bentuk penerapan motivasi dalam hal pendidikan?

 III.            TUJUAN PENULISAN
1.      Agar mengetahui pengertian belajar
2.      Agar mengetahui faktor-faktor yang mendorong terjadinya motivasi
3.      Agar mengetahui teori-teori motivasi dan pengaplikasikannya dalam dunia pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MOTIVASI

Ketika kita ditanya mengenai pengertian motivasi tanpa sengaja kita akan memahami pengertian dari motivasi  itu sendiri. Selain  karena kita tidak dapat lepas dari peran motivasi, kita juga menggunakan motivasi sebagai alat pendorong dalam melakukan segala hal walaupun secara tidak langsung kita tidak menyadarinya.
Banyak definisi dari para ahli mengenai motivasi. Istilah “motivasi” baru digunakan sejak awal abad kedua puluh.[1]
Berikut pengertian motivasi menurut para ahli.
1.      Mc. Donald ( dalam sardiman 2007: 73 ), menyebutkan bahwa motivasi sebagai perunahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “ feeling “ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu: bahwa motivasi itu mengawalii terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia ( walaupun motivasi muncul dari dalam diri manusia ). Karena motivasi dapat menentukan tingkah-tingkah manusia, motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan dan tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
2.      Menurut Azwar ( 2000: 15 ), motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekelompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.      Menurut Malayu ( 2005: 143), motivasi berasal dari bahasa latin movere  yang berarti dorongan atau pemberi daya penggerak.
4.      Menurut american Enyclopedia ( dalam malayu 2005: 143), menyebutkan bahwa motivasi sebagai kecenderungan ( suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan ) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya.
5.      Menurut G. R Terry mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang tedapat dalam diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.
Dari berbagai pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah faktor yang mengarahkan dan memberikan energi pada manusia dan organisme lainnya untuk melakukan sebuah tindakan.[2]

B.     TEORI-TEORI MOTIVASI

Banyak teori yang telah dikemukakan manusia mengenai teori motivasi, tetapi belum banyak konsensus yang telah dicapai. Dalam hal ini kita akan memusatkan diri pada teori yang mempunyai pandangan sangat berbeda tentang sifat dasar manusia.
1.      Teori Psikoanalisis ( Psychoanalytic theory )
Psikoanalisis disamping menangani metode mengenai gangguan mental, tetapi juga merupakan teori mengenai motivasi manusia. Teori Psikoanalisis berawal dari terbitnya buku Freud yaitu Interpretation of Dreams yaitu pada tahun 1900 dan kemudian berkembang secara bertahap.
Dorongan Naluri,  Freud yakin bahwa semua perilaku berasal dari dua kelompok naluri yang bertentangan: naluri kehidupan, yang meningkatkan individu dan kehidupan seseorang, dan naluri kematian, yang mendorong individu kearah kehancuran. Menurut Freud, energi kehidupan adalah libido, yang terutama berkisar diantara kegiatan seksual. Naluri kematian dapat diarahkan kedalam diri, dalam kegiatan bunuh diri atau kegiatan yang merusak diri lainnya.
2.      Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial menekankan interaksi antara perilaku dan lingkungan yang memusatkan diri pada perilaku yang dikembangkan individu untuk menguasai lingkungan dan bukan pada dorongan naluriah. Kita tidak didorong oleh kekuatan internal, dan tidak bereaksi pasif terhadap stimulasi eksternal. Jenis perilaku yang kita tunjukkan ikut menentukan ganjaran atau hukuman yang akan kita terima, dan pada gilirannya hal ini akan berpengaruh pada perilaku kita.


3.      Pendekatan Drive-Reduction : memuaskan kebutuhan kita
Setelah menolak teori insting, para psikologi mula-mula mengemukakan pendekatan Drive-reduction yang sederhana mengenai motivasi untuk menggantikan teori tersebut.[3] Untuk memahami konsep tersebut, kita harus memahami mengenai konsep dorongan terlebih dahulu.
Dorongan adalah tekanan atau rangsangan yang memotivasi yang memberikan energi pada perilaku memenuhi kebutuhan. Banyak dorongan dasar seperti rasa haus, lapar, tidur dll. Inilah yang disebut dengan dorongan primer. Dorongan primer berbeda dengan dorongan seunder, dimana perilaku tidak memenuhi kebutuhan biologis yang nyata. Pada dorongan sekunder, setelah ada pengalaman dan proses belajar, akan muncul kebutuhan.
Misalnya, beberapa orang memiliki kebutuhan yang kuat untuk memperoleh prestasi akademik dan profesional. Kita dapt mengatakn bahwa kebutuhan berprestasi mereka tercermin dalam dorongan sekunder yang memotivasi perilaku mereka.[4]
Kita biasanya memuaskan dorongan primer dengan menggunakan kebutuhan yang mendasarinya. Misalnya, kita menjadi lapar setelah tidak makan selama beberapa jam dan mungkin mencari sesuatu kedalam lemari es, terutama jika jadwal makan selanjutnya masih lama. Jika cuaca berubah menjadi dingin, kita menggunakan pakaian tambahan atau menaikkan setelan termostat untuk tetap merasa hangat.[5]
4.      Pendekatan Kognitif: Gagasan dibalik motivasi
Pendekatan kognitif terhadap motivasi menyatakan bahwa motivasi adalah produk dari pikiran, harapan dan tujuan manusia. Misalnya tingkat ketika orang termotivasi dalam belajar untuk menhadapi tes berdasarkan harapan mereka mengenai seberapa baik belajar dapat menghasilkan dalam bentuk nilai yang baik.
5.      Teori kebutuhan sebagai Hirarki
Salah seorang pelopor yang mendalami teori motivasi adalah Abraham H. Maslow yang berkarya sebagai ilmuan dan melakukan usahanya pada pertengahan dasawarsa empatpuluhan. Telah umum diketahui bahwa hasil-hasil pemikirannya kemudian dituangkannya dalam buku yang berjudul “Motivation and Personality”. Sumbangan Maslow mengenai teori motivasi sampai dewasa ini tetap diakui, bukan hanya dikalangan teoritis, tetapi juga dikalangan praktis.
Kesuluruhan motivasi yang dikemukakan oleh Maslow berintikan pendapat yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikan pada lima hirarki kebutuhan yaitu:
a.       Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis ialah kebutuhan-kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan dan perumahan. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang paling mendasar, bukan karena setiap orang membutuhkannya terus menerus sejak lahir hingga ajlanya, akan tetapi juga karena tanpa pemuasan berbagai kebutuhan tersebut seseorang tidak dapat dikatakan hidup secara normal.[6]
b.      Kebutuhan akan keamanan
Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam artian luas. Tidak hanya keamanan dalam artian fisik, meskipun hal ini aspek sangat penting akan tetapi juga keamanan yang bersifat psikologis, termasuk perlakuan adil dalam pekerjaan seseorang. Karena pemuasan kebutuhan ini terutama dikaitkan dengan tugas pekerjaan seseorang, kebutuhan keamanan itu sangat penting untuk mendaptkan perhatian. Artinya, keamanan dalam arti fisik mencakup keamanan di tempat kerja, dan keamanan dari dan menunju ke tempat kerja.
Selain itu, salah satu contoh keamanan dari segi Psikologis adalah perlakuan yang manusiawi dan adil adalah salah satu contohnya. Misalnya, keseimbangan jiwa seseorang tersebut akan terganggu apabila dia ditegur oleh atasannya dihadapan orang banyak, mengakibatkan harga diri seseorang turun. Seorang pekerja akan menerima teguran atasannya dengan ikhlas apabila dilakukan dengan cara yang tepat. Misalnya situasi “ Empat Mata”. Apalagi diterapkan dalam cara adil dalam artian semua orang yang berbuat kesalahan yang sama mendapatkan teguran yang sama.[7]


c.       Kebutuhan sosial
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup tanpa ada orang lain. Walaupun peran orang lain tidak terlalu terlihat jelas dalam hal kehidupan sehari-hari seperti mengobrol ataupun berteman. Akan tetapi dari faktor pemenuhan kebutuhan primerpun kita membutuhkan orang lain. Seperti halnya makan. Kita tidak dapat makan tanpa ada beras. Padahal beras sendiri untuk menjadi sebuah beras memerlukan proses yang sangat lama dan banyak. Apalagi memerlukan tenaga yang banyak untuk menjadikannya beras. [8]
d.      Kebutuhan “esteem”
Salah satu dari ciri manusia adalah dia memiliki harga diri. Karena itu semua seseorang memerlukan pengakuan atas keberadaanya dan statusnya oleh orang lain. Keberadaan dan status seseorang biasanya tercermin pada berbagai lambang yang penggunaannya sering dipandang sebagai hak seseorang, didalam dan diluar organisasi. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa kebutuhan “esteem” merupakan keutuhan nyata setiap orang, terlepas dari kedudukannya dalam organisasi dan status sosialnya dalam masyarakat. Artinya, kebutuhan “esteem” bukan hanya kebutuhan mereka yang menduduki jabatan managerial, akan teteapi setiap orang membutuhkannya. Yang menjadi tantangan bagi manajemen dalam hal teori motivasi ialah menemukan cara yang paling tepat untuk memuaskan berbagai kebutuhan tersebut dengan berpedoman pada yang palig sedikit empat prinsip yaitu:
Ø  Cara yang digunakan memuaskan kebutuhan “esteem” tersebut tidak boleh bergejolak karena adanya kesenjangan antara kelompok-kelompok tertentu dalam organisasi, misalnya antara kelompok managerial dengan non managerial.
Ø  Pemuasan kebutuhan “esteem” tersebut memperhitungkan pentingnya solidaritas sosial, baik secara terbatas dalam lingkungan organisasi maupun dilingkungan masyarakat luas.
Ø  Pemuasan kebutuhan tersebut disesuaikan dengan kemampuan organiasasi sambil mempertimbangkan kondisi masyarakat sekeliling.
Ø  Cara dan bentuk pemuasannya dikaitkan dengan batas-batas kewajarannya sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.[9]
e.       Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Dewasa ini semakin disadari oleh berbagai kalangan yang semakin luas bahwa dalam diri setiap orang terpendam potensi kemampuan yang belum sepenuhnya dikembangkan. Sehingga diperlukan aktualisasi diri dalam pemenuhan kebutuhan ini. Karena setiap orang perlu untuk terus menggali potensi dalam diri, sebab potensi dalam diri seseorang tidak akan ada habisnya apabila terus dikembangkan. Dalam hal ini, motivasi menjadi jembatan terpenting dalam penggalian motivasi dan pengaktualisasi diri.
6.      Teori Motivasi-Higiene
Teori motivasi ini dikembangkan oleh Frederick Hezberg, seorang psikolog. Dalam mengembangkan teori ini Hezberg melakukan penelitian yang bertujuan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan “Apa sesungguhnya yang diinginkan seseorang dari pekerjaanya?”. Timbulnya keinginan untuk menemukan jawaban terhadap pernyataan ini beradasarkan keyakinan Hezberg bahwa hubungan seseorang dengan pekerjaanya sangat mendasar dan karena itu sikap seseorang terhadap pekerjaanya itu sangat memungkinkan menentukan keberhasilan dan kegagalannya.
Yang sangat menarik dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hezberg adalah bahwa apabila para pekerja merasa puas dengan pekerjaannya, kepuasan itu didasarkan pada faktor-faktor yang sifatnya intrinsik. Seperti keberhasilan mencapai sesuatu, pengakuan yang diperoleh, sifat pekerjaan yang dilakukan, rasa tanggungjawab, kemajuan dalam karier dan pertumbuhan profesional dan intelektual, yang dialami oleh seseorang. Sebaliknya, apabila para pekerja tidak puas dengan hasil pekerjaanya, keterkaitan itu disebabkan oleh faktor-faktor ekstrinsik. Artinya, bersumber dari luar diri pekerja yang bersangkutan. Seperti kebijaksanaan organisasi, pelaksanaan kebijaksanaan yang telah ditetapkn, supervisi oleh manager, hubungan interpesonal dan kondisi kerja. [10]
Selain teori-teori mengenai motivasi diatas. Ada beberapa teori yang memberikan gambaran tentang seberapa jauh peranan dari stimulus internal dan eksternal. Teori-teori tersebut antara lain adalah:
1.      Teori insting ( Insticnt Theory ), merupakan predisposisi yang alami ( innate ) untuk berbuat apabila menghadapi stimulus tertentu.
2.      Teori dorongan ( Drive Theory ), teori ini berdasarkan atas dasar biologis yang berkaitan dengan Drive dan Drive Reduction.
3.      Teori gejolak ( arousal Theory ), disebut sebagai optimal level theory. Pada dorongan theory ini asumsinya adlah organisme mencari atau mengurangi ketegangan ( Tension), sehingga dengan demikian organisme ini mempertahankan gejolak atau arousal ini dalam keadaan yang minimum atau relatif rendah.
4.      Teori Insentif ( Incentive Theory ), adalah mendasar atas keadaan internal organisme yaitu mendasar atas faktor biologis. Teori insentif memiliki titik pijak yang berbeda. Teori ini justru berpijak pada faktor eksternal yang dapat memicu atau mendorong organisme berbuat dan stimulus eksternal ini disebut intensif. Berasumsi bahwa organisme akan menyadari tentang akibat atau konsekuensi dari perilaku atau perbuatannya, dan organisme akan mendekat kepada intensif yang positif, dan menjauhi intensif yang negatif. [11]









C.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI

1.      FAKTOR DARI LUAR ( EKSTRINSIK )

Adalah faktor – faktor yang berasal dari luar ataupun dorongan agar seseorang melakukan sesuatu yang berasal dari luar tubuh.
Salah satu contoh mengenai faktor ekstrinsik adalah ketika seseorang merasa gagal karena mendapatkan nilai yang buruk maka ia akan mendapatkan motivasi dari teman sebayanya untuk terus berusaha lebih keras agar mendapatkan nilai yang lebih baik dan memuaskan. Dalam hal ini motivasi dari dalam diri seseorang berasal dari orang lain. Artinya seseorang memerlukan dorongan dari luar agar dapat melakukan sebuah tindakan.

2.      FAKTOR DARI DALAM ( INTRINSIK )

Adalah faktor-faktor yang berasal dari diri sendiri. Artinya, seseorang melakukan sebuah tindakan karena adanya dorongan ataupun motivasi dalam dirinya.
Contohnya, ketika kita lelah dan merasa malas untuk belajar, maka dalam diri kita akan muncul suatu dorongan untuk tetap belajar. Mungkin karena ingat jasa orang tua sehingga kita tidak boleh malas-malasan dalam belajar. Selain itu faktor intrinsik ini merupakan faktor yang paling penting dalam mendorong seseorang untuk bertindak. Tanpa adanya faktor ekstrinsik, faktor intrinsik tetap dapat bekerja dalam diri seseorang. Lain halnya dengan faktor ekstrinsik, tanpa adanya dorongan dari dalam diri seseorang itu sendiri maka faktor ekstrinsik tidak akan berpengaruh pada diri seseorang untuk melakukan sebuah tindakan.


D.    FUNGSI MOTIVASI

1.      Berfungsi sebagai penyeleksi perbuatan manusia
2.      Dengan adanya motivasi akan mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya
3.      Motif mendorong manusia agar terpenuhi kebutuhannya
4.      Segala tingkah laku yang bertujuan berpangkal pada motif [12]

E.     SIFAT – SIFAT MOTIVASI

1.      Motif bersifat tetap, tidak berubah. Misalnya, motif untuk bergaul. Motif ini selamanya tetap ada, hanya cara pelaksanaanya yang berbeda.
2.      Motif selamanya bersifat subjektif. Kalau ditinjau fungsinya sebagai alasan berbuat, maka alasan suatu perbuatan itu bersifat subjektif. Pengaruh dari luar mungkin ada, tetapi alasan dari suatu perbuatan selalu berhubungan erat dengan pribadi yang mempunyai alasan itu.[13]

F.      MACAM – MACAM MOTIVASI

1.      Motivasi yang bersifat vital, yakni motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan organis (  organic needs ), misalnya: bernafas, makan, minum, seks dan istirahat.
2.      Motivasi yang bersifat rohaniah, yakni motif yang berhubungan dengan dunia luar ( subjective motive and interest ) , misalnya berhubungan dengan sesama manusia dalam artian hubungan sosial. [14]


G.    MENGAPLIKASIKAN MOTIVASI DALAM PENDIDIKAN

Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses pendidikan seseorang. Dengan adanya motivasi, memungkinkan seseorang untuk lebih semangat dalam mencapai sebuah tujuan khususnya pada bidang pendidikan. Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang, maka keinginannya untuk terus belajar dan menuntut ilmu akan berhenti dan tersendat karena tidak adanya dorongan untuk melakukan sebuah tindakan.
Oleh karenanya, penting bagi kita khususnya para calon pendidik untuk memahami konsep motivasi yang sebenarnya. Faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi, teori-terori mengenai motivasi dan sebagainya.
Dengan adanya pemahaman mengenai motivasi ini dapat membuat para pendidik untuk mengenali karakter serta dorongan apa yang membuat peserta didik dapat menerima pelajaran dan memahaminya.
Akan tetapi pengenalan serta penerapan motivasi dalam pendidikan bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Karena kondisi psikis setiap orang sangatlah berbeda. Mungkin ada beberapa peserta didik yang tidak memiliki motivasi lebih dalam hidupnya untuk mencapai sesuatu. Hal ini dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti tingkat kedewasaan seseorang yang berbeda dan masih dalam keadaang labil. Tetapi ada juga peserta didik yang memahami konsep motivasi dalam keidupannya sehingga memungkinkan dia untuk mencapai tujuannya dalam hal pendidikan.
Bagi calon pendidik memahami konsep motivasi merupakan hal yang wajib, karena dengannya kita dapat mendorong peserta didik untuk terus bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, baik secara formal maupunn informal.







BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Motivasi merupakan hal yang penting bagi hidup seseorang. Karena motivasi merupakan sebuah alat penggerak seseorang untuk mencapai sesuatu. Terdapat begitu banyak pendapat para ahli mengenai pengertian motivasi. Seperti Mc. Donald, Azwar, Malayu, Ensiklopedi Amerika dan sebagainya.
Selain itu, teori mengenai motivasi sangatlah banyak. Seperti teori psikoanalisis, teori belajar sosial, teori insting, teori 4 kebutuhan dan lain sebagainya.
Kemudian beberapa fungsi motivasi adalah:
1.      Berfungsi sebagai penyeleksi perbuatan manusia
2.      Dengan adanya motivasi akan mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya
3.      Motif mendorong manusia agar terpenuhi kebutuhannya
4.      Segala tingkah laku yang bertujuan berpangkal pada motif


DAFTAR PUSTAKA

Rita l. Atkinson, Richard C. Atkinson, Ernest R. Hilgard, Pengantar Psikologi 1 Edisi kedelapan jilid 2, ( Jakarta: Erlangga, 1983)
Robert S. Feldman, Pengantar Psikologi Edisi 10 Buku 2 ( Understanding Psychologi ), (Jakarta: Salemba Humanika, 2012
Mc. Kinley and Friends, 2004, Seli, 2007
Drs. Abu Ahmadi, Drs. M. Umar, Psikologi Umum ( Edisi Revisi ), ( Surabaya: 2004 ), PT. Bina Ilmu.
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, ( Jakarta: 2011), Kencana Prenada Media Group








[1] Rita l. Atkinson, Richard C. Atkinson, Ernest R. Hilgard, Pengantar Psikologi 1 Edisi kedelapan jilid 2, ( Jakarta: Erlangga, 1983) hlm. 6
[2] Robert S. Feldman, Pengantar Psikologi Edisi 10 Buku 2 ( Understanding Psychologi ), (Jakarta: Salemba Humanika, 2012 ) hlm. 5
[3] Ibid,.hlm. 6
[4] Mc. Kinley and Friends, 2004, Seli, 2007. Hlm. 10
[5] Robert S. Feldman, Pengantar Psikologi Edisi 10 Buku 2 ( Understanding Psychologi ), (Jakarta: Salemba Humanika, 2012 ) hlm. 6
[6] Sondang P. Siagian, Teori motivasi dan Aplikasinya,( Jakarta: 1995), Rineka Cipta, hlm. 146
[7] Ibid,.hlm. 150
[8] Ibid,.hlm.152
[9] Ibid,.hlm.155
[10] Ibid,.hlm.158
[11] Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, ( Jakarta: 2011), Kencana Prenada Media Group, hlm. 66

[12] Drs. Abu Ahmadi, Drs. M. Umar, Psikologi Umum ( Edisi Revisi ), ( Surabaya: 2004 ), PT. Bina Ilmu. Hlm. 93
[13] Ibid,.hlm. 93
[14] Ibid,.hlm. 93

No comments:

Post a Comment

Outsourcing Sumber Daya Manusia

Outsourcing Sumber Daya Manusia Oleh: Cahyani Susan Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan bisnis saat ini menuntut p...