DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 2
A. Latar
Belakang ............................................................................................ 2
B. Rumusan
Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan makalah............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Pengertian
Motivasi .................................................................................... 3
B. Teori
Motivasi ............................................................................................. 4
C. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi .......................................... 10
D. Fungsi
Motivasi.................................................................................... ..... 11
E. Sifat-Sifat
Motivasi.............................................................................. ..... 11
F. Macam-Macam
Motivasi...................................................................... ..... 11
G. Mengaplikasikan
Motivasi dalam Pendidikan........................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 13
A. Kesimpulan................................................................................................ 13
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Motivasi merupakan hal yang tidak asing
dalam kehidupan kita. Setiap pekerjaan yang kita lakukan secara tidak langsung
menggunakan motivasi sebagai penggerak. Ketika kita merasa lelah mengenai tugas
yang sangat banyak dan melelahkan, secara tidak langsung otak akan memotivasi
diri kita sehingga kita bersemangat dan menyelesaikan tugas yang telah
diberikan. Lalu sebenarnya apakah pengertian motivasi, faktor yang mempengaruhi
motivasi, teori-teori mengenai motivasi dan bagaimana penerapannya dalam
Pendidikan.
Dalam hal ini akan di ungkap beberapa
penjelasan yang dapat di aplikasikan oleh pembaca. Karena sebenarnya dengan
mengetahui makna serta artian motivasi bagi para guru dan orang tua terutama,
dapat meningkatkan semangat para anak didik serta memberikan dorongan agar
mereka dapat lebih bersemangat dalam belajar dan menjalani kehidupan. Namun
dewasa ini beberapa orang yang berperan primer dalam pembentukan pribadi anak
termasuk orang tua di rumah dan guru di sekolah tidak mengedepankan dorongan
motivasi dalam pembelajaran akan tetapi lebih kepada menyalahkan anak ketika
mereka tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan.
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah
pengertian motivasi?
2. Apa
saja teori mengenai motivasi?
3. Apakah
faktor yang mempengaruhi motivasi?
4. Bagaimana
bentuk penerapan motivasi dalam hal pendidikan?
III.
TUJUAN PENULISAN
1. Agar
mengetahui pengertian belajar
2. Agar
mengetahui faktor-faktor yang mendorong terjadinya motivasi
3. Agar
mengetahui teori-teori motivasi dan pengaplikasikannya dalam dunia pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
MOTIVASI
Ketika kita ditanya mengenai pengertian
motivasi tanpa sengaja kita akan memahami pengertian dari motivasi itu sendiri. Selain karena kita tidak dapat lepas dari peran
motivasi, kita juga menggunakan motivasi sebagai alat pendorong dalam melakukan
segala hal walaupun secara tidak langsung kita tidak menyadarinya.
Banyak
definisi dari para ahli mengenai motivasi. Istilah “motivasi” baru digunakan
sejak awal abad kedua puluh.[1]
Berikut
pengertian motivasi menurut para ahli.
1. Mc.
Donald ( dalam sardiman 2007: 73 ), menyebutkan bahwa motivasi sebagai
perunahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “ feeling
“ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam pengertian Mc.
Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu: bahwa motivasi itu mengawalii
terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia ( walaupun
motivasi muncul dari dalam diri manusia ). Karena motivasi dapat menentukan
tingkah-tingkah manusia, motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan dan
tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
2. Menurut
Azwar ( 2000: 15 ), motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit
tenaga yang dimiliki seseorang atau sekelompok masyarakat yang mau berbuat dan
bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Menurut
Malayu ( 2005: 143), motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan
atau pemberi daya penggerak.
4. Menurut
american Enyclopedia ( dalam malayu 2005: 143), menyebutkan bahwa motivasi
sebagai kecenderungan ( suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan ) dalam
diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya.
5. Menurut
G. R Terry mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang tedapat dalam diri
seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.
Dari berbagai
pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah faktor yang
mengarahkan dan memberikan energi pada manusia dan organisme lainnya untuk
melakukan sebuah tindakan.[2]
B. TEORI-TEORI
MOTIVASI
Banyak teori yang telah dikemukakan
manusia mengenai teori motivasi, tetapi belum banyak konsensus yang telah
dicapai. Dalam hal ini kita akan memusatkan diri pada teori yang mempunyai
pandangan sangat berbeda tentang sifat dasar manusia.
1. Teori
Psikoanalisis ( Psychoanalytic theory )
Psikoanalisis
disamping menangani metode mengenai gangguan mental, tetapi juga merupakan
teori mengenai motivasi manusia. Teori Psikoanalisis berawal dari terbitnya
buku Freud yaitu Interpretation of Dreams yaitu pada tahun 1900 dan kemudian
berkembang secara bertahap.
Dorongan Naluri, Freud yakin bahwa semua perilaku berasal dari
dua kelompok naluri yang bertentangan: naluri
kehidupan, yang meningkatkan individu dan kehidupan seseorang, dan naluri kematian, yang mendorong individu
kearah kehancuran. Menurut Freud, energi kehidupan adalah libido, yang terutama
berkisar diantara kegiatan seksual. Naluri kematian dapat diarahkan kedalam
diri, dalam kegiatan bunuh diri atau kegiatan yang merusak diri lainnya.
2. Teori
Belajar Sosial
Teori
belajar sosial menekankan interaksi antara perilaku dan lingkungan yang
memusatkan diri pada perilaku yang dikembangkan individu untuk menguasai
lingkungan dan bukan pada dorongan naluriah. Kita tidak didorong oleh kekuatan
internal, dan tidak bereaksi pasif terhadap stimulasi eksternal. Jenis perilaku
yang kita tunjukkan ikut menentukan ganjaran atau hukuman yang akan kita
terima, dan pada gilirannya hal ini akan berpengaruh pada perilaku kita.
3. Pendekatan
Drive-Reduction : memuaskan kebutuhan kita
Setelah
menolak teori insting, para psikologi mula-mula mengemukakan pendekatan
Drive-reduction yang sederhana mengenai motivasi untuk menggantikan teori
tersebut.[3]
Untuk memahami konsep tersebut, kita harus memahami mengenai konsep dorongan
terlebih dahulu.
Dorongan adalah tekanan
atau rangsangan yang memotivasi yang memberikan energi pada perilaku memenuhi
kebutuhan. Banyak dorongan dasar seperti rasa haus, lapar, tidur dll. Inilah
yang disebut dengan dorongan primer. Dorongan
primer berbeda dengan dorongan seunder, dimana perilaku tidak memenuhi
kebutuhan biologis yang nyata. Pada dorongan sekunder, setelah ada pengalaman
dan proses belajar, akan muncul kebutuhan.
Misalnya,
beberapa orang memiliki kebutuhan yang kuat untuk memperoleh prestasi akademik
dan profesional. Kita dapt mengatakn bahwa kebutuhan berprestasi mereka
tercermin dalam dorongan sekunder yang memotivasi perilaku mereka.[4]
Kita
biasanya memuaskan dorongan primer dengan menggunakan kebutuhan yang
mendasarinya. Misalnya, kita menjadi lapar setelah tidak makan selama beberapa
jam dan mungkin mencari sesuatu kedalam lemari es, terutama jika jadwal makan
selanjutnya masih lama. Jika cuaca berubah menjadi dingin, kita menggunakan
pakaian tambahan atau menaikkan setelan termostat untuk tetap merasa hangat.[5]
4. Pendekatan
Kognitif: Gagasan dibalik motivasi
Pendekatan
kognitif terhadap motivasi menyatakan bahwa motivasi adalah produk dari pikiran,
harapan dan tujuan manusia. Misalnya tingkat ketika orang termotivasi dalam
belajar untuk menhadapi tes berdasarkan harapan mereka mengenai seberapa baik
belajar dapat menghasilkan dalam bentuk nilai yang baik.
5. Teori
kebutuhan sebagai Hirarki
Salah
seorang pelopor yang mendalami teori motivasi adalah Abraham H. Maslow yang
berkarya sebagai ilmuan dan melakukan usahanya pada pertengahan dasawarsa
empatpuluhan. Telah umum diketahui bahwa hasil-hasil pemikirannya kemudian
dituangkannya dalam buku yang berjudul “Motivation and Personality”. Sumbangan
Maslow mengenai teori motivasi sampai dewasa ini tetap diakui, bukan hanya
dikalangan teoritis, tetapi juga dikalangan praktis.
Kesuluruhan
motivasi yang dikemukakan oleh Maslow berintikan pendapat yang mengatakan bahwa
kebutuhan manusia itu dapat diklasifikan pada lima hirarki kebutuhan yaitu:
a. Kebutuhan
fisiologis
Kebutuhan
fisiologis ialah kebutuhan-kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan dan
perumahan. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang paling mendasar, bukan
karena setiap orang membutuhkannya terus menerus sejak lahir hingga ajlanya,
akan tetapi juga karena tanpa pemuasan berbagai kebutuhan tersebut seseorang
tidak dapat dikatakan hidup secara normal.[6]
b. Kebutuhan
akan keamanan
Kebutuhan
keamanan harus dilihat dalam artian luas. Tidak hanya keamanan dalam artian
fisik, meskipun hal ini aspek sangat penting akan tetapi juga keamanan yang
bersifat psikologis, termasuk perlakuan adil dalam pekerjaan seseorang. Karena
pemuasan kebutuhan ini terutama dikaitkan dengan tugas pekerjaan seseorang,
kebutuhan keamanan itu sangat penting untuk mendaptkan perhatian. Artinya,
keamanan dalam arti fisik mencakup keamanan di tempat kerja, dan keamanan dari
dan menunju ke tempat kerja.
Selain
itu, salah satu contoh keamanan dari segi Psikologis adalah perlakuan yang
manusiawi dan adil adalah salah satu contohnya. Misalnya, keseimbangan jiwa
seseorang tersebut akan terganggu apabila dia ditegur oleh atasannya dihadapan
orang banyak, mengakibatkan harga diri seseorang turun. Seorang pekerja akan
menerima teguran atasannya dengan ikhlas apabila dilakukan dengan cara yang
tepat. Misalnya situasi “ Empat Mata”. Apalagi diterapkan dalam cara adil dalam
artian semua orang yang berbuat kesalahan yang sama mendapatkan teguran yang
sama.[7]
c. Kebutuhan
sosial
Manusia
adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup tanpa ada orang lain.
Walaupun peran orang lain tidak terlalu terlihat jelas dalam hal kehidupan
sehari-hari seperti mengobrol ataupun berteman. Akan tetapi dari faktor
pemenuhan kebutuhan primerpun kita membutuhkan orang lain. Seperti halnya
makan. Kita tidak dapat makan tanpa ada beras. Padahal beras sendiri untuk
menjadi sebuah beras memerlukan proses yang sangat lama dan banyak. Apalagi
memerlukan tenaga yang banyak untuk menjadikannya beras. [8]
d. Kebutuhan
“esteem”
Salah
satu dari ciri manusia adalah dia memiliki harga diri. Karena itu semua
seseorang memerlukan pengakuan atas keberadaanya dan statusnya oleh orang lain.
Keberadaan dan status seseorang biasanya tercermin pada berbagai lambang yang
penggunaannya sering dipandang sebagai hak seseorang, didalam dan diluar
organisasi. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa kebutuhan “esteem” merupakan
keutuhan nyata setiap orang, terlepas dari kedudukannya dalam organisasi dan
status sosialnya dalam masyarakat. Artinya, kebutuhan “esteem” bukan hanya
kebutuhan mereka yang menduduki jabatan managerial, akan teteapi setiap orang
membutuhkannya. Yang menjadi tantangan bagi manajemen dalam hal teori motivasi
ialah menemukan cara yang paling tepat untuk memuaskan berbagai kebutuhan
tersebut dengan berpedoman pada yang palig sedikit empat prinsip yaitu:
Ø Cara
yang digunakan memuaskan kebutuhan “esteem” tersebut tidak boleh bergejolak
karena adanya kesenjangan antara kelompok-kelompok tertentu dalam organisasi,
misalnya antara kelompok managerial dengan non managerial.
Ø Pemuasan
kebutuhan “esteem” tersebut memperhitungkan pentingnya solidaritas sosial, baik
secara terbatas dalam lingkungan organisasi maupun dilingkungan masyarakat
luas.
Ø Pemuasan
kebutuhan tersebut disesuaikan dengan kemampuan organiasasi sambil
mempertimbangkan kondisi masyarakat sekeliling.
Ø Cara
dan bentuk pemuasannya dikaitkan dengan batas-batas kewajarannya sesuai dengan
norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.[9]
e. Kebutuhan
untuk aktualisasi diri
Dewasa
ini semakin disadari oleh berbagai kalangan yang semakin luas bahwa dalam diri
setiap orang terpendam potensi kemampuan yang belum sepenuhnya dikembangkan.
Sehingga diperlukan aktualisasi diri dalam pemenuhan kebutuhan ini. Karena
setiap orang perlu untuk terus menggali potensi dalam diri, sebab potensi dalam
diri seseorang tidak akan ada habisnya apabila terus dikembangkan. Dalam hal
ini, motivasi menjadi jembatan terpenting dalam penggalian motivasi dan
pengaktualisasi diri.
6. Teori
Motivasi-Higiene
Teori
motivasi ini dikembangkan oleh Frederick Hezberg, seorang psikolog. Dalam
mengembangkan teori ini Hezberg melakukan penelitian yang bertujuan untuk
menemukan jawaban dari pertanyaan “Apa sesungguhnya yang diinginkan seseorang
dari pekerjaanya?”. Timbulnya keinginan untuk menemukan jawaban terhadap
pernyataan ini beradasarkan keyakinan Hezberg bahwa hubungan seseorang dengan
pekerjaanya sangat mendasar dan karena itu sikap seseorang terhadap pekerjaanya
itu sangat memungkinkan menentukan keberhasilan dan kegagalannya.
Yang
sangat menarik dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hezberg adalah bahwa
apabila para pekerja merasa puas dengan pekerjaannya, kepuasan itu didasarkan
pada faktor-faktor yang sifatnya intrinsik. Seperti keberhasilan mencapai
sesuatu, pengakuan yang diperoleh, sifat pekerjaan yang dilakukan, rasa
tanggungjawab, kemajuan dalam karier dan pertumbuhan profesional dan
intelektual, yang dialami oleh seseorang. Sebaliknya, apabila para pekerja
tidak puas dengan hasil pekerjaanya, keterkaitan itu disebabkan oleh
faktor-faktor ekstrinsik. Artinya, bersumber dari luar diri pekerja yang
bersangkutan. Seperti kebijaksanaan organisasi, pelaksanaan kebijaksanaan yang
telah ditetapkn, supervisi oleh manager, hubungan interpesonal dan kondisi
kerja. [10]
Selain
teori-teori mengenai motivasi diatas. Ada beberapa teori yang memberikan
gambaran tentang seberapa jauh peranan dari stimulus internal dan eksternal.
Teori-teori tersebut antara lain adalah:
1. Teori
insting ( Insticnt Theory ),
merupakan predisposisi yang alami ( innate ) untuk berbuat apabila menghadapi
stimulus tertentu.
2. Teori
dorongan ( Drive Theory ), teori ini
berdasarkan atas dasar biologis yang berkaitan dengan Drive dan Drive Reduction.
3. Teori
gejolak ( arousal Theory ), disebut
sebagai optimal level theory. Pada dorongan theory ini asumsinya adlah
organisme mencari atau mengurangi ketegangan ( Tension), sehingga dengan demikian organisme ini mempertahankan
gejolak atau arousal ini dalam keadaan yang minimum atau relatif rendah.
4. Teori
Insentif ( Incentive Theory ), adalah
mendasar atas keadaan internal organisme yaitu mendasar atas faktor biologis.
Teori insentif memiliki titik pijak yang berbeda. Teori ini justru berpijak
pada faktor eksternal yang dapat memicu atau mendorong organisme berbuat dan
stimulus eksternal ini disebut intensif. Berasumsi bahwa organisme akan
menyadari tentang akibat atau konsekuensi dari perilaku atau perbuatannya, dan
organisme akan mendekat kepada intensif yang positif, dan menjauhi intensif
yang negatif. [11]
C. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
1. FAKTOR
DARI LUAR ( EKSTRINSIK )
Adalah
faktor – faktor yang berasal dari luar ataupun dorongan agar seseorang
melakukan sesuatu yang berasal dari luar tubuh.
Salah satu contoh
mengenai faktor ekstrinsik adalah ketika seseorang merasa gagal karena
mendapatkan nilai yang buruk maka ia akan mendapatkan motivasi dari teman
sebayanya untuk terus berusaha lebih keras agar mendapatkan nilai yang lebih
baik dan memuaskan. Dalam hal ini motivasi dari dalam diri seseorang berasal
dari orang lain. Artinya seseorang memerlukan dorongan dari luar agar dapat
melakukan sebuah tindakan.
2. FAKTOR
DARI DALAM ( INTRINSIK )
Adalah
faktor-faktor yang berasal dari diri sendiri. Artinya, seseorang melakukan
sebuah tindakan karena adanya dorongan ataupun motivasi dalam dirinya.
Contohnya, ketika kita
lelah dan merasa malas untuk belajar, maka dalam diri kita akan muncul suatu
dorongan untuk tetap belajar. Mungkin karena ingat jasa orang tua sehingga kita
tidak boleh malas-malasan dalam belajar. Selain itu faktor intrinsik ini
merupakan faktor yang paling penting dalam mendorong seseorang untuk bertindak.
Tanpa adanya faktor ekstrinsik, faktor intrinsik tetap dapat bekerja dalam diri
seseorang. Lain halnya dengan faktor ekstrinsik, tanpa adanya dorongan dari
dalam diri seseorang itu sendiri maka faktor ekstrinsik tidak akan berpengaruh
pada diri seseorang untuk melakukan sebuah tindakan.
D. FUNGSI
MOTIVASI
1. Berfungsi
sebagai penyeleksi perbuatan manusia
2. Dengan
adanya motivasi akan mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya
3. Motif
mendorong manusia agar terpenuhi kebutuhannya
4. Segala
tingkah laku yang bertujuan berpangkal pada motif [12]
E. SIFAT
– SIFAT MOTIVASI
1. Motif
bersifat tetap, tidak berubah. Misalnya, motif untuk bergaul. Motif ini
selamanya tetap ada, hanya cara pelaksanaanya yang berbeda.
2. Motif
selamanya bersifat subjektif. Kalau ditinjau fungsinya sebagai alasan berbuat,
maka alasan suatu perbuatan itu bersifat subjektif. Pengaruh dari luar mungkin
ada, tetapi alasan dari suatu perbuatan selalu berhubungan erat dengan pribadi
yang mempunyai alasan itu.[13]
F. MACAM
– MACAM MOTIVASI
1. Motivasi
yang bersifat vital, yakni motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan
organis ( organic needs ), misalnya: bernafas,
makan, minum, seks dan istirahat.
2. Motivasi
yang bersifat rohaniah, yakni motif yang berhubungan dengan dunia luar ( subjective motive and interest ) ,
misalnya berhubungan dengan sesama manusia dalam artian hubungan sosial. [14]
G. MENGAPLIKASIKAN
MOTIVASI DALAM PENDIDIKAN
Motivasi merupakan hal yang sangat
penting dalam proses pendidikan seseorang. Dengan adanya motivasi, memungkinkan
seseorang untuk lebih semangat dalam mencapai sebuah tujuan khususnya pada
bidang pendidikan. Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang, maka
keinginannya untuk terus belajar dan menuntut ilmu akan berhenti dan tersendat
karena tidak adanya dorongan untuk melakukan sebuah tindakan.
Oleh karenanya, penting bagi kita
khususnya para calon pendidik untuk memahami konsep motivasi yang sebenarnya. Faktor
apa saja yang mempengaruhi motivasi, teori-terori mengenai motivasi dan
sebagainya.
Dengan
adanya pemahaman mengenai motivasi ini dapat membuat para pendidik untuk
mengenali karakter serta dorongan apa yang membuat peserta didik dapat menerima
pelajaran dan memahaminya.
Akan tetapi pengenalan serta penerapan
motivasi dalam pendidikan bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan.
Karena kondisi psikis setiap orang sangatlah berbeda. Mungkin ada beberapa
peserta didik yang tidak memiliki motivasi lebih dalam hidupnya untuk mencapai
sesuatu. Hal ini dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti tingkat kedewasaan
seseorang yang berbeda dan masih dalam keadaang labil. Tetapi ada juga peserta
didik yang memahami konsep motivasi dalam keidupannya sehingga memungkinkan dia
untuk mencapai tujuannya dalam hal pendidikan.
Bagi calon pendidik memahami konsep
motivasi merupakan hal yang wajib, karena dengannya kita dapat mendorong
peserta didik untuk terus bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menuntut
ilmu, baik secara formal maupunn informal.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Motivasi
merupakan hal yang penting bagi hidup seseorang. Karena motivasi merupakan
sebuah alat penggerak seseorang untuk mencapai sesuatu. Terdapat begitu banyak
pendapat para ahli mengenai pengertian motivasi. Seperti Mc. Donald, Azwar,
Malayu, Ensiklopedi Amerika dan sebagainya.
Selain
itu, teori mengenai motivasi sangatlah banyak. Seperti teori psikoanalisis,
teori belajar sosial, teori insting, teori 4 kebutuhan dan lain sebagainya.
Kemudian
beberapa fungsi motivasi adalah:
1. Berfungsi
sebagai penyeleksi perbuatan manusia
2. Dengan
adanya motivasi akan mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya
3. Motif
mendorong manusia agar terpenuhi kebutuhannya
4. Segala
tingkah laku yang bertujuan berpangkal pada motif
DAFTAR PUSTAKA
Rita
l. Atkinson, Richard C. Atkinson, Ernest R. Hilgard, Pengantar Psikologi 1
Edisi kedelapan jilid 2, ( Jakarta: Erlangga, 1983)
Robert
S. Feldman, Pengantar Psikologi Edisi 10 Buku 2 ( Understanding Psychologi ), (Jakarta: Salemba Humanika, 2012
Mc.
Kinley and Friends, 2004, Seli, 2007
Drs.
Abu Ahmadi, Drs. M. Umar, Psikologi Umum ( Edisi Revisi ), ( Surabaya: 2004 ),
PT. Bina Ilmu.
Yudrik
Jahja, Psikologi Perkembangan, ( Jakarta: 2011), Kencana Prenada Media Group
[1] Rita l. Atkinson, Richard C. Atkinson, Ernest R. Hilgard, Pengantar
Psikologi 1 Edisi kedelapan jilid 2, ( Jakarta: Erlangga, 1983) hlm. 6
[2] Robert S. Feldman, Pengantar Psikologi Edisi 10 Buku 2 ( Understanding Psychologi ), (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012 ) hlm. 5
[3] Ibid,.hlm. 6
[4] Mc. Kinley and Friends, 2004, Seli, 2007. Hlm. 10
[5] Robert S. Feldman, Pengantar Psikologi Edisi 10 Buku 2 ( Understanding Psychologi ), (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012 ) hlm. 6
[6] Sondang P. Siagian, Teori motivasi dan Aplikasinya,( Jakarta: 1995),
Rineka Cipta, hlm. 146
[7] Ibid,.hlm. 150
[8] Ibid,.hlm.152
[9] Ibid,.hlm.155
[10] Ibid,.hlm.158
[11] Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, ( Jakarta: 2011), Kencana
Prenada Media Group, hlm. 66
[12] Drs. Abu Ahmadi, Drs. M. Umar, Psikologi Umum ( Edisi Revisi ), (
Surabaya: 2004 ), PT. Bina Ilmu. Hlm. 93
[13] Ibid,.hlm. 93
[14] Ibid,.hlm. 93
No comments:
Post a Comment