Thursday, March 30, 2017

MAKALAH BIMBINGAN KEPRIBADIAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Efek dari globalisasi membawa berbagai macam dampak untuk anak-anak dan dewasa. Khususnya bagi para remaja yang berada dala, tahap pencarian jati diri menjadi sedikit tergoncang. Ketidakseimbangan dari dalam diri remaja dan lingkungannya membawa beberapa dampak buruk. Khususnya kriminalitas, perilaku negatif, dan lain sebagainya.
Dengan maraknya masala-masalah yang dialami remaja saat ini, dibutuhkan bimbingan bagi para siswa agar dapat memeprtahankan jati dirinya dengan cara mengambil sikap yang positif dan membuang hal negatif.
Bimbingan kepribadian merupakan salah satu aspek yang menjadi sorotan dalam bimbingan konseling. Kepribadian siswa akan mempengaruhi segala hal dalam hidupnya. Baik itu dengan sosial, agama, dan perilaku lainnya. Dengan adanya bimbingan konseling dalam hal bimbingan kepribadian, diharapkan remaja mampu mengontrol dirinya untuk mengekspresikan minat dan bakat dalam segi positif.
Bimbingan kepribadian ini sangat dibutuhkan oleh para klien khususnya siswa yang sedang mengalami masa pertumbuhan untuk terus tumbuh dengan kesehatan jasmani dan rohaninya. Inilah hal yang melatarbelaking penulis menulis makalah mengenai bimbingan kepribaadian ini.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa Pengertian, Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling?
2.      Apa saja Jenis-Jenis Bimbingan?
3.      Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Kepribadian?
4.      Apa Tujuan Bimbingan Kepribadian?
5.      Apa Aspek-Aspek dari Bimbingan Kepribadian?


C.    TUJUAN PENULISAN

1.      Untuk Mengetahui Pengertian, Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling
2.      Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Bimbingan Konseling
3.      Untuk  Mengetahui Bimbingan Kepribadian
4.      Untuk Mengetahui Tujuan Bimbingan Kepribadian
5.      Untuk Mengetahui Aspek-Aspek Bimbingan Kepribadian



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN, TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN KONSELING
Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan  kepada siswa dalam rangka, upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.” (Depdikbud, 1994).
Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengann tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat yang umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. (Rochman Natawidjaja, 1987:31).
Sedangkan pakar lain mengatakan bahwa: Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada sesorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu: (a) Mengenal diri sendiri dan lingkungannya, (b) Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, (c) Mengambil keputusan, (d) Mengarahkan diri, dan (e) Mewujudkan diri. (Prayitno, 1983:2 dan 1987:35)
Maka dapat disimpulkan bahwa: Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh guru pembimbing atau individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.
Sedangkan Konseling merupakan terjemahan dari “Counseling” merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun teknik. Ruth Strang menyatakan bahwa: “Counseling is a most important tool of guidance” (Ruth Strange, 1985).
Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa: Konseling merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
Lebih lanjut, Prayitno (1983”3), mengemukakan: “Konseling adalah pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang laras, unik dan manusiawi, yang dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku”.
Dengan membandingkan pengertian tentang konseling yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwasanya konseling adalah upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik, manusiawi, yang dilakukan dengan suasana keahlian dan didasarkan atas norma-norma yang berlaku, agar klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan pada masa yang akan datang.
Tujuan dari Bimbingan dan Konseling dibagi menjadi dua yakni Tujuan Umum dan Tujuan Khusus. Tujuan Umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 2003 (UU No. 20/2003), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Depdikbud, 2004:5).
Tujuan khusus dari bimbingan konseling adalah membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi-sosial, belajar dan karier. Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang bertakwa, mandiri, dan bertanggung jawab. 
Tujuan bimbingan dan konseling menurut Van Hoose (1969) adalah untuk membantu perkembangan akademis, membantu murid-murid mengembangkan gambaran tentang diri-sendiri secara sehat, pengenalan diri-sendiri, membantu murid-murid dalam hubungannya dengan perkembangan jabatan, memperlajari hubungan antar perorangan dan meringankan masalah-masalah pribadi dan emosional.
Fungsi dari bimbingan konseling adalah
(a)   Pencegahan (Preventif)
Layanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan  ini layanan yang diberikan merupakan bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.
(b)   Pemahaman (Understanding)
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa. Pemahaman ini meliputi pemahaman tentang diri sendiri, lingkungan siswa, dan lingkungan yang lebih luas seperti budaya, karir dsb.
(c)   Perbaikan
Fungsi perbaikan berperan sebagai bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpecahkannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa.
(d)   Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat membantu siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan. Siswa dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantapdan berkelanjutan.
B.     JENIS-JENIS BIMBINGAN
Jenis-jenis bimbingan dapat dikelompokkan berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh individu. Sesuai dengan jenis masalahnya maka jenis-jenis bimbingan dapat dikelompokkan menjadi:
a)      Bimbingan Pengajaran
Bimbingan ini memberikan bnatuan kepada individu dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah, misalnya dalam hal: mendapatkan cara belajar yang efisien, baik sendiri maupun berkelompok ; menentukan cara mempelajari atau menggunakan buku-buku pelajaran; membuat tugas-tugas sekolah ; memilih mata pelajaran yang cocok dengan minat, bakat, kecakapan, cita-cita dan kondisi fisik.
b)      Bimbingan Pendidikan
Bimbingan pendidikan membantu peserta didik dalam menghadapi masalah-masalah dalam bidang pendidikan pada umumnya. Seperti: pengenalan terhadap situasi pendidikan yang dihadapi layaknya kurikulum, peraturan sekolah, dsb ; pengenalan terhadap studi lanjut, hal ini biasa diberikan kepada anak-anak yang akan lulus dan melanjutkan pendidikan pada jenjang selanjutnya; perencanaan pendidikan, membantu siswa dalam merencanakan pendidikan sesuai dengan bakta, minat dan cita-citanya ; pemilihan spesialisasi biasanya diberikan kepada anak-anak SMA yang melakukan penjurusan untuk masuk kelas IPA, IPS atau Agama.
c)      Bimbingan Pekerjaan
Membantu murid-murid dalam mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan seperti: mengenal berbagai jenis pekerjaan yang mungkin dapat dimasuki oleh tamatan pendidikan tertentu; mengenal berbagai jenis pendidikan atau latihan tertentu untuk jenis pekerjaan tertentu ; mengenal berbagai jenis pekerjaan dengan syarat-syarat dan kondisinya ; menyelenggarakan latihan-latihan tertentu bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu ; membantu memperoleh pekerjaan sesuai dengan kemampuannya sendiri.
d)      Bimbingan Sosial
Bimbingan sosial adalah merupakan jenis bimbingan yang bertujuan membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi masalah-masalah sosial sehingga individu dapat menyesuaikan kondisi diri dengan lingkungan sekitarnya. Hal yang dilakukan dalam bimbingan sosial ini adalaha : memperoleh kelompok belajar ; membantu dalam memperoleh persahabatan yang sesuai ; membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu ; membantu memperoleh penyesuai dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
e)      Bimbingan Kepribadian
Jenis bimbingan ini membantu individu untuk mengatasi masalah-masalah yang bersifat pribadi sebagai akibat kekurangan kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik pribadi,seks, sosial dan finansial. Pada umumnya personal guidance dilaksanakan dengan teknik individual counseling (penyuluhan).
C.    BIMBINGAN KEPRIBADIAN
Kata kepribadian berasal dari kata personality yang berasal dari kata persona (bhs latin) yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Beberapa pendapat mengenai prsonality menurut para ahli adalah menurut M. Prince. Personality adalah
a.       Personality itu merupakan suatu kebulatan
b.      Kebulatan itu bersifat kompleks
c.       Kompleks itu disebabkan oleh banyak faktor-faktor dari dalam dan faktor-faktor luar yang ikut menentukan kepribadian itu.
Sehingga dapat dirumuskan bahwa kepribadian adalah suatu totalitas psikhopisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak didalam tingkah lakunya yang unik.
Bimbingan kepribadian tidak dapat dipisahkan dengan bimbingan sosial. Hal ini dikarenakan permasalahan-permasalahan yang timbul secara pribadi juga dapat menjadi akibat dari ketidaksesuaian dirinya dengan lingkungannya. Sehingga menjadi permasalahan kepribadian, atau sering disebut dengan masalah-masalah pribadi.
Dalam situasi tertentu masalah-masalah kepribadian sering dihadapi oleh para remaja atau adolence yang akan menuju dewasa. Hal ini terjadi karena perubahan-perubahan yang terjadi didalam dirinya dan didukung dengan perubahan-perubahan fisik dan mental yang cepat.
Bimbingan pribadi merupakan upaya untuk membantu individu dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dam mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Sementara bimbingan sosial merupakan upaya untuk membantu individu dalam mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab. Bimbingan pribadi-sosial berarti upaya untuk membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta upaya membantu individu dalam membina hubungan sosial di  berbagai lingkungan (pergaulan sosial) (Yusuf, 2009: 53-55).
Bimbingan pribadi-sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri. Bimbingan pribadi-sosial yang diberikan dijenjang pendidikan menegah, pendidikan tinggi sebagian disalurkan melalui bimbingan kelompok dan sebagian melalui bimbingan individual, serta mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
(1)   Informais tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang dilalui oleh siswa remaja dan mahasiswa, antara lain konflik batin yang dapat timbul dan tentang tata cara pergaulan yang baik. Termasuk disini apa yang disebut sex education yang tidak hanya mencakup penerangan seksual, tetapi pula corak pergaulan antara jenis kelamin.
(2)   Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini, semakin berkembang kearah masyarakat modern, antara lain apa ciri-ciri kehidupan modern, dan apa makna ilmu pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan manusia.
(3)   Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan siswa dan mahasiswa, misalnya menghadapi orang tua yang taraf pendidikannya lebih rendah daripada anaknya. 
Masalah atau problem individu yang berhubungan dengan Tuhannya seperti sulit untuk menghadirkan rasa takut (takwa), rasa taat, dan rasa bahwa Dia selalu mengawasi perbuatan setiap individu. Akibat selanjutnya dari problem itu adalah timbul rasa malas dan enggan melakukan ibadah dan ketidakmampuan untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah SWT. Problem individu yang berkenaan dengan dirinya sendiri misalnya kegagalan bersikap disiplin dan bersahabat dengan hati nuraninya sendiri, yakni hati nurani yang selalu mengajak, menyeru dan membimbing kepada kebaikan dna kebenaran Tuhannya.
Menurut Surya dan Winkle (1991), aspek-aspek persoalan individu yang membutuhkan layanan bimbingan pribadi adalah
(a)   kemampuan individu memahami dirinya sendiri
(b)   kemampuan individu mengambil keputusan sendiri
(c)   kemampuan individu memecahkan masalah yang menyangkut keadaan batinnya sendiri, misalnya persoalan-persoalan yang menyangkut hubungannya dengan Tuhan.

D.    TUJUAN BIMBINGAN KEPRIBADIAN
Berdasarkan makna bimbingan pribadi, dapat diketahui bahwa bimbingan pribadi bertujuan untuk memecahkan masalah dan membantu individu agar dapat menyelesaikan masalah-masalahnya yang bersifat pribadi. Didalam makna bimbingan pribadi, tujuan bimbingan pribadi untuk: (a) mencapai tujuandan tugas perkembangan pribadi, (b) mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
Bimbingan pribadi juga bertujuan agar individu mampu mengatasi sendiri, mengambil sikap sendiri atau memecahkan masalah sendiri yang menyangkut keadaan batinnya sendiri.dengan perkataan lain, agar individu mampu mengatur dirinya sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, dan pengisian waktu luang.
E.     TEKNIK DAN BENTUK LAYANAN BIMBINGAN KEPRIBADIAN
Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi, yaitu
Pertama, layanan informasi. Informasi tentang tahap-tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan:a. Fisik, b. Motorik, c. Bicara, d. Emosi, e. Sosial, f. Penyesuaian sosial, g. Bermain, h. Kreativitas, i. Pengertian, j. Moral, k. Seks, l. Perkembangan kepribadian. Sedangkan infomasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini dapat mencakup infomasi tentang: (a) ciri-ciri masyarakat maju, (b) makna ilmu pengetahuan, (c) pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia.
Kedua, pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berkenaan dengan layanan bimbingan pribadi dapatmencakup: (a) identitas individu seperti nama lengkap, nama panggilan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, alamat, bahasa daerah, anak ke, orang tua dan lain-lain, (b) kejasmanian dan kesehatan, (c) riwayat pendidikan, (d) prestasi, (e) bakat, (f) minat dan lain-lain.
Ketiga, orientasi. Layanan orientasi bidang pengembangan pribadi mencakup: suasana, lembaga dan objek pengembangan pribadi seperti lembaga pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dan lain sebagainya.
Dalam bimbingan kepribadian, biasanya bimbingan dilaksanakan secara individu atau sering disebut sebagai individual counseling. Caounseling atau penyuluhan indidvidu merupakan salah satu teknik pemberian bantuan secara individuil dan secara langsung berkomunikasi. Dalam teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan empat mata, yang dilaksanakan dengan wawancara anatar konselor dengan klien. Masalah dipecahkan dengan teknik counseling ini ialah masalah-masalah yang sifatnya pribadi dalam konseling hendaknya konselor bersikap penuh simpati dan empati. Simpati artinya menunjukkan adanya sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh kasus (counselee). Dan empati artinya berusaha menempatkan diri dalam situasi diri counselee dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya. Dengan sikap ini counselee akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada counselor. Dan ini sangat membantu keberhasilan dalam konseling.
Pada umumnya dikenal ada tiga teknik khusus dalam konseling yaitu:
(1)   Directive counseling, yaitu teknik counseling dimana yang paling berperan ialah counselor; counselor berusaha mengarahkan counselee sesuai dengan masalahnya.
(2)   Non-directive, teknik ini kebalikan dari teknik diatas yaitu semuanya berpusat pada counselee. Counselee bebas berbicara sednagkan counselor menampung dan mengarahkan.
(3)   Elective counseling, yaitu campuran dari kedua teknik diatas.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam counseling adalah:           
1.      Menentukan masalah
2.      Pengumpulan data
3.      Analisis data
4.      Diagnosa atau menetapkan latar belakang masalah
5.      Prognosa atau menetapkan langkah bantuan yang akan diambil
6.      Therapi, yaitu pelaksanaan bantuan
7.      Evaluasi dan follow up, yaitumelihat hasil yang telah ditempuh
Materi layanan konseling perorangan meliputi:
1.      Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat, dan minat serta penyalurannya.
2.      Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
3.      Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat, bertingkah laku sosial, baik dirumah, sekolah maupun di masyarakat.
4.      Mengembangkan sikap kebiasaan belajar yang baik, disiplin dan berlatih dan pengenalan belajar sesuai dengan kemampuan, kebiasaan dan potensi diri.
5.      Pemantapan pilihan jurusan dan perguruan tinggi
6.      Pengembangan dan pemantapan kecenderungan karir dan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan rencana karir
7.      Informasi karir, dunia kerja, penghasilan dan prospek masa depan karir.
8.      Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga dan sosial.



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
 Kepribadian merupakan salah satu jenis bimbingan yang ada. Bimbingan kepribadian ini menjadi salah satu hal terpenting yang harus diberikan kepada klien (baik siswa ataupun masyarakat).
Teknik yang dilakukan dalam bimbingan kepribadian adalah menggunakan individual counseling dimana konselor dan klien bertemu secara langsung, bertatap muka untuk membantu menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh klien.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam bimbingan, khususnya bimbingan kepribadian adalah:
1.      Menentukan masalah
2.      Pengumpulan data
3.      Analisis data
4.      Diagnosa atau menetapkan latar belakang masalah
5.      Prognosa atau menetapkan langkah bantuan yang akan diambil
6.      Therapi, yaitu pelaksanaan bantuan
7.      Evaluasi dan follow up, yaitumelihat hasil yang telah ditempuh
DAFTAR PUSTAKA
Djumhur dan  Moh. Surya, “Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance and Counseling)”, C.V Ilmu, (Bandung: 1975).
Prayitno, “Pelayanan Bimbingan di Sekolah (Dasar-dasar dan kemungkinan pelaksanaanya di sekolah-sekolah di Indonesia)”, Ghalia Indonesia, (Jakarta : 1977).
Sujanto, Agus, dkk, “Psikologi Kepribadian”, Bumi Aksara, (Jakarta:2006).
Winkle, W. S ,“Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan”, Gramedia Widiasarana Indonesia, (Jakarta: 1997).
Sukardi, Dewa Ketut, “Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Buku Panduan Untuk Guru Pembimbing/Konselor di SMP/SMA/SMK dan PT)”, PT Rineka Cipta, (Jakarta: 2010).
Tohirin, “Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi)”, PT Raja Grafindo Persada, (Jakarta: 2007).





2 comments:

Outsourcing Sumber Daya Manusia

Outsourcing Sumber Daya Manusia Oleh: Cahyani Susan Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan bisnis saat ini menuntut p...