Thursday, March 30, 2017

Masyarakat Modern, Tradisional dan Dunia



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar dan penting dalam kebutuhannya. Pendidikan merupakan alat ampuh yang digunakan suatu bangsa untuk mencerdaskan masyarakatnya. Karena dari pendidikanlah suatu negara dapat dikatakan maju dan makmur.
Pendidikan menjadi jalan untuk memperbaiki nalar manusia. Mengontrol perilaku dan emosi pada lintasan yang benar. Dengan pendidikanlah moral dapat diajarkan secara nyata. Pendidikan tidak hanya identik pada sebuah lembaga atau formalitas. Masyarakat sebagai komponen yang penting serta bertanggung jawab terhadap perkembangan pendidikan.
Segala embrio bangsa yaitu pemuda, belajar dari lingkungan sebagai aspek yang berpengaruh terhadap berbagai macam perilaku. Tujuan negara dalam UUD 1945 telah dicantum untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem pendidikan dibuat untuk mengatur pendidikan didalam masyarakat. Baik modern ataupun tradisional.
Akan tetapi kehidupan masyarakat tidak hanya sebatas hubungan saja. Terdapat nilai-nilai sosiologi-antropologi yang terkandung didalam sistem pendidikan masyarakat. Karena masyarkat tidak hidup sendiri. Ada interaksi serta transformasi budaya yang secara tidak langsung tidak di sadari oleh mereka.
Oleh karenanya makalah ini dibuat untuk memaparkan hubungan pendidikan terhadap masyarakat yang dianalisis secara sosio-antropologis.

B.      Rumusan Masalah
1.       Bagaimana hubungan yang terjadi antara Pendidikan dan Masyarakat
2.       Bagaimana Sistem Pendidikan di Masyarakat Tradisional?
3.       Bagaimana Sistem Pendidikan di Masyarakat Modern ?
4.       Bagaimana Perkembangan Pendidikan di Masyarakat Modern Dunia?

C.     Tujuan Penulisan
1.       Untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara Pendidikan dan Masyarakat
2.       Untuk mengetahui Sistem Pendidikan di Masyarakat Tradisional
3.       Untuk mengetahui Sistem Pendidikan di Masyarakat Modern
4.       Untuk mengetahui Perkembangan Pendidikan di Masyarakat Modern Dunia



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Hubungan Antara Masyarakat Dan Pendidikan

Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memperdayakan diri. Berbagai teori dan konsep pendidikan memberika arti yang berbeda tentang konsep tersebut. Dalam definisi lain pendidikan adalah suatu proses yang terjadi untuk memanusiakan manusia. Definisi ini tentu menjelaskan makna pendidikan scara mendalam. Manusia sebagai salah satu makhluk dengan akal yang terkadang mereka meninggalkan akalnya dalam berperilaku. Itulah kenapa kita membutuhkan Pendidikan.
Masyarakat adalah kesatuan hidup makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat tertentu. (Koentjaraningrat.). Sedangkan menurut (Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi) masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
Menurut Soerjono Soekanto ada 4 (empat) unsur yang terdapat dalam masyarakat, yaitu:
1.       Adanya manusia yang hidup bersama, ( dua atau lebih );
2.       Mereka bercampur untuk waktu yang cukup lama, yang menimbulkan sistem komunikasi dan tata cara pergaulan lainnya;
3.       Memiliki kesadaran sebagai satu kesatuan;
4.       Merupakan sistem kehidupan bersama yang menimbulkan kebudayaan.
Dalam sosiologi masyarakat sebagai ruang lingkup pembahasan. Sehingga Sosiologi disebut juga sebagai Ilmu Masyarakat atau ilmu yang membicarakan masyarakat. Masyarakat memiliki peranan penting untuk menciptakan iklim pendidikan yang tepat. Kerjasama yang baik antara instansi pendidikan dan masyarakat akan menjadi tonggak dasar pengembangan pendidikan kearah yang lebih baik. Kerjasama ini dapat tercipta apabila sekolah secara transparan mengulurkan tangan kepada masyarakat untuk menciptakan iklim pendidikan yang baik seperti menghadiri rapat bersama, memberikan sumbangan apabila dibutuhkan oleh sebuah instansi pendidikan dan lain sebagainya. Sumbangan tidak hanya berupa materi, namun dapat juga berupa tenaga. Seperti halnya ikut serta dalam gotong royong karena masyarakat Indonesia termasuk tipe masyarakat yang kooperatif, dengan cirinya yang khas yakni “gotong royong”. Kemudian membantu dalam membangun sarana dan prasarana sekolah dsb.
Peran masyarakat tidak selesai sampai disini. Dukungan yang baik dari masyarakat untuk pendidikan akan menciptakan kepercayaan diri sebuah instansi pendidikan. Rasa nyaman, tentram dan damai akan timbul dengan adanya dukungan yang baik dari masyarakat.
Didalam bukunya Ary Irawan memaparkan bahwasannya Sekolah merupakan lembaga sosial yang diterima oleh masyarakat  (Sanctioned Institution) selain perusahaan dan sebagainya. Diterima dalam hal ini adalah ketika masyarakat mampu menyadari betapa pentingnya pendidikan sebagai upaya dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat kedepannya. Masyarakat mampu menyadari bahwasannya dengan pendidikan, segala penyakit moral, kekurangan ekonomi serta religi dapat terobati dengan adanya pendidikan.
 Hubungan yang terjalin antara masyarakat dan lembaga pendidikan akan menimbulkan interaksi sosial, yakni interaksi yang terjadi antara kelompok dengan kelompok.
Selain itu akan terjadi sebuah kontrol sosial yang dilakukan oleh masyarakat terhadap tingkah laku suatu kelompok ( lembaga pendidikan ). Hasil yang akan dicapai dengan adanya kontrol sosial yaitu:
a.       Terjaminnya kelangsungan kehidupan kelompok ( lembaga pendidikan dan masyarakat )
b.       Terjadinya integritas ( keterpaduan ) antara masyarakat dan lembaga pendidikan.
B.      Sistem Pendidikan di Masyarakat Tradisional
Masyarakat Tradisional sering diartikan sebagai masyarakat yang masih menekuni tradisi-tradisi lama dan kuatnya pengaruh dari sistem adat-istiadat. Didalam kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional masih meyakini tata cara kehidupan nenek moyang yang harus dijalankan. Sehingga kebanyakan dari mereka tidak terlalu memperhatikan dunia luar. Dengan kata lain, masyarakat tradisional yang teguh dengan adat istiadatnya akan memiliki sikap kurang sosialisasi. Dalam hal ini dapat pula disebabkan oleh faktor dari masyarakat agar budaya tradisional setempat tidak bercampur ( akulturasi ) atau mengalami kepunahan.
Masyarakat tradisional ini diantaranya adalah masyarakat pedesaan, masyarakat zaman dahulu, dan masyarakat kota yang tidak memiliki orientasi budaya peradaban masa kini.
Pendidikan merupakan sebuah wadah yang digunakan untuk mewariskan nilai-nilai luhur suatu bangsa. Karenanya pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai how to know dan how to do, tetapi yang amat penting adalah how to be.
Oleh karena demikian pentingnya masalah yang berkenaan dengan pendidikan maka perlu diatur suatu peraturan yang baku mengenai pendidikan tersebut, yang dipayungi dalam sistem pendidikan nasional.
Ivan Illich berpendapat bahwa suatu sistem pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan, yaitu:
a.       Memberikan kesempatan pada semua orang agar bebas dan mudah memperoleh sumber belajar pada setiap saat.
b.       Memungkinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain dapat dengan mudah melakukannya, demikian pula bagi yang ingin mendapatkannya.
c.       Menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan.
Sejarah pendidikan masyarakat tradisional di Indonesia dimulai pada masa kerajaan. Pada umumnya, pendidikan diselenggarakan untuk mengajar anak-anak keluarga bangsawan, agar mereka siap meneruskan tugas dan tanggung jawab sebagai penerus tahta kerajaan. Pendidikan hanya bersifat terbatas dan elitis, itu berarti pendidikan diperuntukkan untuk kalangan kerajaan serta bangsawan. Sedangkan, pada zaman kolonial belanda, banyak hal yang menjadi penyebab ketertinggalan bidang pendidikan. Bangsa ini hanya dimanfaatkan sumber daya alamnya yang melimpah, sedangkan dalam sumber daya manusianya dibodohkan dengan berbagai cara, sehingga bangsa ini tidak mengalami masa perkembangan yang menakjubkan pada bidang pengetahuan, pendidikan maupun teknologi. Pendidikan hanya terbatas untuk orang-orang yang memiliki golongan ekonomi atas, terutama pegawai pemerintahan Belanda, kaum bangsawan (priyayi) dan diutamakan dari kaum laki-laki. Namun pada zaman Raden Ajeng Kartini muncul, ada dobrakan adat tradisi yang kuno. Ia berkeinginan bahwa pendidikan harus diberikan kepada setiap orang tanpa memandang jenis kelamin, suku bangsa, agama, maupun status sosial ekonomi.[6]
Di Indonesia, masyarakat pada zaman dahulu atau masyarakat yang tinggal didaerah terpencil pada saat ini juga sering disebut masyarakat tradisional karena pada zaman itu mereka masih memegang teguh adat istiadat leluhur. Selain itu, masyarakat tradisional biasanya berada di pedalaman sehingga kurang mengalami perubahan atau pengaruh dari kehidupan kota. Pengetahuan yang mereka miliki kurang terspesialisasi dan sedikit keterampilan sehingga membuat anak-anak memperoleh warisan budaya dengan mengamati dan meniru orang dewasa dalam berbagai kegiatan seperti upacara, berburu, pertanian dan panen. Kebudayaan masyarakat tradisional merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungan alam dan sosial sekitarnya tanpa menerima pengaruh luar. Jadi, kebudayaan masyarakat tradisional tidak mengalami perubahan mendasar. Karena peranan adat-istiadat sangat kuat menguasai kehidupan mereka.  
Jika membahas mengenai pendidikan pada masyarakat pedalaman, seharusnya kita tidak perlu khawatir karena pada Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1 dan 3 mengatakan bahwa (ayat 1) “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendididkan yang bermutu”. (Ayat 3) “Warga negara daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus”. Maka, pemerintah wajib memenuhi hak tersebut seperti yang dicantumkan dalam pasal 11 ayat 1. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negaranya. Jadi, walaupun di Indonesia masih terdapat masyarakat pedalaman yang sulit untuk dijangkau tetapi pemerintah mempunyai kewajiban untuk tetap memberikan pelayanan pendidikan yang sama seperti masyarakat kota terhadap masyarakat pedalaman tanpa pengecualian.
Ciri pendidikan tradisional secara umum menurut Kibtiyah (2013) dapat dilihat sebagai berikut, anak-anak biasanya dikirim ke sekolah di dalam geografis tertentu kemudian mereka dimasukkan ke dalam kelas yang kemudian dibedakan berdasarkan umur. Prinsip sekolah yang otoritarian menyebabkan anak harus menyesuaikan diri dengan tolak ukur perilaku yang ada. Guru memikul tanggung jawab pengajaran. Pembelajaran berpegang pada kurikulum yang sudah ditetapkan. Bahan ajar yang paling umum tertera dalam kurikulum adalah buku-buku teks. Di dalam kelas, guru menjadi satu-satunya pelaku pendidikan. Guru berbicara dan murid hanya menyimak tanpa ikut berperan aktif. Tatanan bangku berurut dan masih diberlakukannya hukuman fisik bagi murid yang tidak taat.[7]
C.     Sistem Pendidikan Masyarakat Modern
Nurcholis Madjid berpendapat, bahwa masyarakat modern harus memiliki sifat-sifat yang dimiliki oleh masyarakat madani. Dalam hal ini ditentukan oleh sejauh mana kualitas civility ( kualitas etik ) tersebut dimiliki warganya. Civility mengandung makna yang berati toleransi, yang berarti kesediaan pribadi-pribadi untuk menerima berbagai macam pandangan politik dan tingkah laku sosial, juga kesediaan untuk menerima pandangan bahwa tidak selalu ada jawaban yang benar atas suatu masalah.[8]
Cornelis Lay ( 2004 ) melihat substansi masyarakat madani mengacu pada pluralitas bentuk dari kelompok, dan sekaligus sebagai raut-raut dari pendapar umum dan komunikasi yang independen. Ia adalah agen, sekaligus hasil dari transformasi sosial.[9]
Analisis sosio-antropologis sistem pendidikan modern dijabarkan oleh Mahmud dan Ija Suntana dalam beberapa Teori, yaitu:
a.       Teori Fungsionalis
Teori fungsional sampai saat ini masih mendominasi pemikiran antropologi juga sosiologi kontemporer mengenai pendidikan. Pendidikan di Amerika dinilai telah mempunyai bentuk tertentu karena konstribusi positifnya terhadap masyarakat industri. Prinsip-prinsip utama teori ini diringkas oleh collins (1979) sebagai berikut.
-          Persyaratan pendidikan untuk pekerjaan-pekerjaan masyarakat industri terus meningkat sebagai akibat adanya perubahan teknologi.
-          Pendidikan formal memberikan latihan yang diperlukan kepada orang-orang untuk mendapatkan pekerjaan yang menuntut keterampilan yang lebih tinggi.
-          Persyaratan pendidikan untuk bekerja terus meningkat serta semakin banyak orang dituntut untuk menghabiskan waktu yang lebih lama di sekolah.[10]
b.       Teori Bowles and Grintis
Bowles dan Grintis percaya bahwa tujuan pendidikan yang tepat adalah meningkatkan penyelidikan intelektual yang terbuka, kreatif, dan pertumbuhan manusia yang positif. Jenis sitem pendidikan yang  benar adalah sistem yang menjurus pada kepuasan pribadi dan pemenuhan intelektual-emosional. [11]
Pendidikan pada masyarakat modern ini bertolak belakang dengan pendidikan tradisional. Pada pendidikan modern, guru bertindak sebagai fasilitator dan peserta didik mengambil dalam proses pembelajaran sehingga sehingga peserta didik dituntun untuk lebih aktif di kelas. Proses pembelajaran tidak hanya menggunakan buku teks, melainkan memanfaatkan media pembelajaran yang sekarang sudah berkembang pesat. Proses pembelajaran pun tidak terbatas di kelas saja melainkan bisa dilakukan di luar kelas sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, kebanyakan guru (pendidik) dalam mayarakat modern cenderung mengajarkan sesuatu yang jauh dari realita yang ada kepada peserta didik. Anak- anak dalam masyarakat modern cenderung dibawah tekanan yang besar dari orang tua dan gurunya untuk menguasai pelajaran yang telah ditentukan dan dalam waktu yang telah ditentukkan sehingga berpotensi menimbulkan kelainan mental jika hasil yang akan dicapai terlalu berat dibandingkan dengan kemampuan anak (kibtiyah: 2013).
D.     Perkembangan Sistem Pendidikan di Masyarakat Modern Dunia
1.       Ekspansi Pendidikan Dunia sejak 1950
Salah satu ciri yang mencolok pendidikan pada dekade terakhir adalah ekspansinay yang sangat ccepat dan besar. Indikasinya adalah semakin banyak anak muda yang mendaftar untuk pendidikan dimana-mana, baik di negara industri yang maju maupun yang sedang berkembang. Pendaftaran masyarakat dunia untuk pendidikan terjadi pada semua tingkat, yaitu tingkat dasar, menengah, dan tinggi.
John Meyer, Fransisco Ramirez, Richard Robinso dan John Boli-Bennet menjelaskan exspansi yang menarik. Mereka mempelajari sejumlah besar variabel yang dianggap mempengaruhi exspansi pendidikan dunia, diantaranya ialah tingkat urbanisasi, modernisasi politik, sentralisasi negara, dan ketergantungan ekonomi. [12]
2.       Kualifikasionisme sebagai mazhab pendidikan masyarakat dunia
Kualifikasionalisme merupakan ciri paling menonjol masyarakat modern. Ia telah menjadi ciri penting sistem pendidikan masyarakat industri lainnya. Inggris dan Jepang misalnya, mengalami pertumbuhan kualifikasionalisme yang sangat signifikan sepanjang abad ini ( Sanderson, 2003 ).
Perubahan historis dalam karier para insinyur adalah indikator-indikator palig nyata tentang munculnya kualifikasionalisme dalam sistem pendidikan Ingggris ( Dore, 1976 ). Pada akhir abad ke-20, para insinyur sipil tidak mengikuti  ujian formal untuk memasuki profesi mereka, tetapi melalui sistem magang. Pada pertengahan abad ke-20, keadaan ini telah berubah sehingga sertifikat pendidikan menjadi sangat penting untuk memasuki suatu profesi.
Pada tahun 1918, perguruan tinggi swasta di Jepang diberi hak utuk menyebut dirinya sebagai universitas. Dua dekade kemudian, di Jepang muncul 26 Universitas, 19 Universitas Negeri, dan sisanya masih berstatus swasta.
Pada tahun 1970-an, ambisi orangtua di Kenya terfokus pada sekolah menengah. Mereka berupaya menjadikan anak-anaknya memasuki sekolah menengah. Bahkan, seandainya pemerintah tidak mau membangun sebuah sekolah menengah disuatu daerah, para orang tua akan membangun sebuah sekolah menengah sendiri. Mereka berharap bahwa pada akhirnyapemerintah akan memasukkan sekolah yang dirikan mke dalam sistem subsidi. Gerakan sekolah menegah swadya bermunclan dibeberapa tempat.[13]
Studi Islam di Universitas di Kanada telah menjadi bagian penting bagi Indonesia, terutama IAIN atau UIN. Setelah gelombang pertama pendidikan Islam Indonesia beerorientasi ke Makkah, lalu gelombang kedua ke Kairo dan gelombang ketiga mulai ke Barat dan Eropa termasuk Kanada.[14]
E.      Urgensi Pendidikan Bagi Masyarakat Indonesia
Didalam memperbincangkan pendidikan ada dua pemaknaan yang selalu didengungkan oleh para pakar. Pertama, pendidikan adalah memanusiakan manusia dalam arti sesungguhnya dan pendidikan adalah transfer budaya. Tentang urgensi pendidikan memanusiakan manusia, dapat diambil kisah klasik yang telah dikemukakan oleh para pakar tentang betapa urgennya pendidikan tersebut dalam rangka memanusiakan manusia, yakni kisah ditemukannya anak manusia yang dipelihara oleh serigala. Anak manusia itu tidak bisa hidup dengan wajar sebagaimana manusia, dia hidup sebagaimana layaknya serigala mulai dari cara makannya, berjalanya, dan kebiasaan hidup lainnya.
Mengenai peran pendidikan sebagai transfer budaya adalah berkenaan dengan manusia sebagai pencipta budaya secara akumulatif telah berproses sejak ribuan tahun yang lalu setidaknya sejak manusia memasuki abad peradaban. Akumulasi budaya itu secara berkesinambungan diwariskan dari satu generasi kepada generasi berikutnya. [15]
Peradaban modern dimana manusia hidup saat sekarang bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi ia merupakan rentetan yang merupakan mata rantai dari sebelumnya. Jadi dengan demikian, kendatipun manusia yang hidup pada masa sekarang ini menikmati berbagai kemudahan dan kenyamanan hidup disebabkan karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sumbangan peradaban masa lalu juga tidak  kurang maknanya untuk mengantarkan manusia peradaban masa kini. Dalam proses transformasi budaya inilah peran pendidikan amat menentukan.[16]






BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pendidikan akan selalu berkaitan dengan banyak hal di dunia ini. Masyarakat sebagai obyek dan subyek penelitian sosio-antropologi berperan penting dalam perkembangan pendidikan sebagai transformasi budaya. Pendidikan tidak hanya dinilai sebagai suatu aktifitas formal yang dijalani oleh manusia. Akan tetapi lebih kepada peran nyatanya dalam sebuah kemaslahatan dalam segala bidang ilmu.
Penerapan sistem pendidikan yang berbeda dalam sebuah masyarakat merupakan hal wajar yang sering ditemua. Hal ini dikarenakan kita menemui dua jenis masyarakat yaitu modern dan tradisional. Banyak perbedaan menonjol yang ditunjukkan. Termasuk cara pandang, pola berfikir didalam mengamati pendidikan dan penerapannya.
Pendidikan sebagai suatu bidang keilmuan yang akan terus berlanjut dan berkembang. Ia mengalami transformasi kearah yang lebih baik. Tentu dibarengi dengan sarana dan prasarana yang disediakan sebagai aspek pendukung dalam pendidikan.



DAFTAR PUSTAKA
Drs. Ary H. Gunawan, “ Sosiologi Pendidikan ( Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan  )“, Rineka Cipta, (Jakarta:2010).

Nurani Soyotmukti, “Teori-Teori Pendidikan (Tradisional, Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern)”, Ar-Ruzz Media, (Yogyakarta: 2013 ).
H.A.R. Tilar, “Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21”, Tera Indonesia, ( Magelang : 1998 ).
Drs. Yamadi, M.A, “Modernisasi Pesantren ( Kritik Nurcholis Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional)”, Ciputat Press, ( Jakarta : 2002 ).
Prof. Dr. Sudarwan Danim, “ Pengembangan Profesi Guru ( dari Pra-Jabatan, Induksi, Ke Profesional Madani )”, Kencana, (Jakarta : 2015 ).
Dr. H. Mahmud, Ija Suntana,”Antropologi Pendidikan”, CV. Pustaka Setia, (Bandung : 2012 ).
Drs. Abd. Rachman Assegaf, M. A,” Internasionalisasi Pendidikan ( Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat)”, Gama Media, ( Yogyakarta: 2003 ).
Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA, “ Pendidikan Islam ( Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia )”, Kencana, ( Jakarta: 2006 ).

Sumber Online:
Diakses pada tanggal 22 September 2016 pukul 22:45 WIB



No comments:

Post a Comment

Outsourcing Sumber Daya Manusia

Outsourcing Sumber Daya Manusia Oleh: Cahyani Susan Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan bisnis saat ini menuntut p...