BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Efek dari globalisasi
membawa berbagai macam dampak untuk anak-anak dan dewasa. Khususnya bagi para
remaja yang berada dala, tahap pencarian jati diri menjadi sedikit tergoncang.
Ketidakseimbangan dari dalam diri remaja dan lingkungannya membawa beberapa dampak
buruk. Khususnya kriminalitas, perilaku negatif, dan lain sebagainya.
Dengan maraknya
masala-masalah yang dialami remaja saat ini, dibutuhkan bimbingan bagi para
siswa agar dapat memeprtahankan jati dirinya dengan cara mengambil sikap yang
positif dan membuang hal negatif.
Bimbingan kepribadian
merupakan salah satu aspek yang menjadi sorotan dalam bimbingan konseling.
Kepribadian siswa akan mempengaruhi segala hal dalam hidupnya. Baik itu dengan
sosial, agama, dan perilaku lainnya. Dengan adanya bimbingan konseling dalam
hal bimbingan kepribadian, diharapkan remaja mampu mengontrol dirinya untuk
mengekspresikan minat dan bakat dalam segi positif.
Bimbingan kepribadian ini
sangat dibutuhkan oleh para klien khususnya siswa yang sedang mengalami masa
pertumbuhan untuk terus tumbuh dengan kesehatan jasmani dan rohaninya. Inilah
hal yang melatarbelaking penulis menulis makalah mengenai bimbingan
kepribaadian ini.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa Pengertian,
Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling?
2.
Apa saja
Jenis-Jenis Bimbingan?
3.
Apa yang dimaksud
dengan Bimbingan Kepribadian?
4.
Apa Tujuan
Bimbingan Kepribadian?
5.
Apa Aspek-Aspek
dari Bimbingan Kepribadian?
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk Mengetahui
Pengertian, Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling
2.
Untuk Mengetahui
Jenis-Jenis Bimbingan Konseling
3.
Untuk Mengetahui Bimbingan Kepribadian
4.
Untuk Mengetahui
Tujuan Bimbingan Kepribadian
5.
Untuk Mengetahui
Aspek-Aspek Bimbingan Kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN, TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN KONSELING
Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90,
“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka, upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan,
dan merencanakan masa depan.” (Depdikbud, 1994).
Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengann tuntutan
dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat dan kehidupan pada
umumnya. Dengan demikian dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat yang
umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal
sebagai makhluk sosial. (Rochman Natawidjaja, 1987:31).
Sedangkan pakar lain mengatakan bahwa: Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada sesorang (individu) atau sekelompok
orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri.
Kemandirian ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh
pribadi mandiri, yaitu: (a) Mengenal diri sendiri dan lingkungannya, (b)
Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, (c) Mengambil
keputusan, (d) Mengarahkan diri, dan (e) Mewujudkan diri. (Prayitno, 1983:2 dan
1987:35)
Maka dapat disimpulkan bahwa: Bimbingan adalah proses
pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus
dan sistematis oleh guru pembimbing atau individu atau sekelompok individu
menjadi pribadi yang mandiri.
Sedangkan Konseling merupakan terjemahan dari “Counseling” merupakan bagian dari
bimbingan, baik sebagai layanan maupun teknik. Ruth Strang menyatakan bahwa: “Counseling is a most important tool of guidance”
(Ruth Strange, 1985).
Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa: Konseling
merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan.
Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu,
dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk
mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan
masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
Lebih lanjut, Prayitno (1983”3), mengemukakan:
“Konseling adalah pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang berisi
usaha yang laras, unik dan manusiawi, yang dilakukan dalam suasana keahlian
yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku”.
Dengan membandingkan pengertian tentang konseling yang
dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwasanya konseling adalah upaya bantuan
yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara konselor dan klien yang
berisi usaha yang laras, unik, manusiawi, yang dilakukan dengan suasana
keahlian dan didasarkan atas norma-norma yang berlaku, agar klien memperoleh
konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada
saat ini dan pada masa yang akan datang.
Tujuan dari Bimbingan dan Konseling dibagi menjadi dua
yakni Tujuan Umum dan Tujuan Khusus. Tujuan Umum dari layanan bimbingan dan
konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 2003 (UU No. 20/2003),
yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, beriman, dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Depdikbud, 2004:5).
Tujuan khusus dari bimbingan konseling adalah membantu
siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek
pribadi-sosial, belajar dan karier. Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi
yang bertakwa, mandiri, dan bertanggung jawab.
Tujuan bimbingan dan konseling menurut Van Hoose
(1969) adalah untuk membantu perkembangan akademis, membantu murid-murid
mengembangkan gambaran tentang diri-sendiri secara sehat, pengenalan diri-sendiri,
membantu murid-murid dalam hubungannya dengan perkembangan jabatan,
memperlajari hubungan antar perorangan dan meringankan masalah-masalah pribadi
dan emosional.
Fungsi dari bimbingan konseling adalah
(a)
Pencegahan
(Preventif)
Layanan
bimbingan dan konseling dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan usaha
pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberikan merupakan bantuan
bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya.
(b)
Pemahaman
(Understanding)
Fungsi
pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan
keperluan pengembangan siswa. Pemahaman ini meliputi pemahaman tentang diri
sendiri, lingkungan siswa, dan lingkungan yang lebih luas seperti budaya, karir
dsb.
(c)
Perbaikan
Fungsi
perbaikan berperan sebagai bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
terpecahkannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa.
(d)
Pemeliharaan dan
Pengembangan
Fungsi
ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat membantu
siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap,
terarah dan berkelanjutan. Siswa dapat memelihara dan mengembangkan berbagai
potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara
mantapdan berkelanjutan.
B.
JENIS-JENIS BIMBINGAN
Jenis-jenis
bimbingan dapat dikelompokkan berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh
individu. Sesuai dengan jenis masalahnya maka jenis-jenis bimbingan dapat
dikelompokkan menjadi:
a)
Bimbingan
Pengajaran
Bimbingan
ini memberikan bnatuan kepada individu dalam memecahkan kesulitan-kesulitan
yang berhubungan dengan masalah belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah,
misalnya dalam hal: mendapatkan cara belajar yang efisien, baik sendiri maupun
berkelompok ; menentukan cara mempelajari atau menggunakan buku-buku pelajaran;
membuat tugas-tugas sekolah ; memilih mata pelajaran yang cocok dengan minat,
bakat, kecakapan, cita-cita dan kondisi fisik.
b)
Bimbingan
Pendidikan
Bimbingan
pendidikan membantu peserta didik dalam menghadapi masalah-masalah dalam bidang
pendidikan pada umumnya. Seperti: pengenalan terhadap situasi pendidikan yang
dihadapi layaknya kurikulum, peraturan sekolah, dsb ; pengenalan terhadap studi
lanjut, hal ini biasa diberikan kepada anak-anak yang akan lulus dan
melanjutkan pendidikan pada jenjang selanjutnya; perencanaan pendidikan,
membantu siswa dalam merencanakan pendidikan sesuai dengan bakta, minat dan
cita-citanya ; pemilihan spesialisasi biasanya diberikan kepada anak-anak SMA
yang melakukan penjurusan untuk masuk kelas IPA, IPS atau Agama.
c)
Bimbingan
Pekerjaan
Membantu
murid-murid dalam mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan
atau jabatan seperti: mengenal berbagai jenis pekerjaan yang mungkin dapat
dimasuki oleh tamatan pendidikan tertentu; mengenal berbagai jenis pendidikan
atau latihan tertentu untuk jenis pekerjaan tertentu ; mengenal berbagai jenis
pekerjaan dengan syarat-syarat dan kondisinya ; menyelenggarakan
latihan-latihan tertentu bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu ; membantu
memperoleh pekerjaan sesuai dengan kemampuannya sendiri.
d)
Bimbingan Sosial
Bimbingan
sosial adalah merupakan jenis bimbingan yang bertujuan membantu individu dalam
memecahkan dan mengatasi masalah-masalah sosial sehingga individu dapat
menyesuaikan kondisi diri dengan lingkungan sekitarnya. Hal yang dilakukan
dalam bimbingan sosial ini adalaha : memperoleh kelompok belajar ; membantu
dalam memperoleh persahabatan yang sesuai ; membantu mendapatkan kelompok
sosial untuk memecahkan masalah tertentu ; membantu memperoleh penyesuai dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat.
e)
Bimbingan
Kepribadian
Jenis
bimbingan ini membantu individu untuk mengatasi masalah-masalah yang bersifat
pribadi sebagai akibat kekurangan kemampuan individu dalam menyesuaikan diri
dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita,
konflik pribadi,seks, sosial dan finansial. Pada umumnya personal guidance
dilaksanakan dengan teknik individual counseling (penyuluhan).
C.
BIMBINGAN KEPRIBADIAN
Kata kepribadian berasal dari kata personality yang berasal dari kata persona (bhs latin) yang berarti kedok
atau topeng. Yaitu tutup muka yang dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang
maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Beberapa
pendapat mengenai prsonality menurut para ahli adalah menurut M. Prince.
Personality adalah
a.
Personality itu
merupakan suatu kebulatan
b.
Kebulatan itu
bersifat kompleks
c.
Kompleks itu
disebabkan oleh banyak faktor-faktor dari dalam dan faktor-faktor luar yang
ikut menentukan kepribadian itu.
Sehingga dapat dirumuskan bahwa kepribadian
adalah suatu totalitas psikhopisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak
didalam tingkah lakunya yang unik.
Bimbingan kepribadian tidak dapat dipisahkan dengan
bimbingan sosial. Hal ini dikarenakan permasalahan-permasalahan yang timbul
secara pribadi juga dapat menjadi akibat dari ketidaksesuaian dirinya dengan
lingkungannya. Sehingga menjadi permasalahan kepribadian, atau sering disebut
dengan masalah-masalah pribadi.
Dalam situasi tertentu masalah-masalah kepribadian
sering dihadapi oleh para remaja atau adolence yang akan menuju dewasa. Hal ini
terjadi karena perubahan-perubahan yang terjadi didalam dirinya dan didukung
dengan perubahan-perubahan fisik dan mental yang cepat.
Bimbingan
pribadi merupakan upaya untuk membantu individu dalam menemukan dan
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mantap dam mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Sementara bimbingan sosial
merupakan upaya untuk membantu individu dalam mengenal dan berhubungan dengan
lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab.
Bimbingan pribadi-sosial berarti upaya untuk membantu individu dalam menghadapi
keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri dalam upaya
mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian
waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta upaya membantu
individu dalam membina hubungan sosial di berbagai lingkungan (pergaulan
sosial) (Yusuf, 2009: 53-55).
Bimbingan pribadi-sosial berarti bimbingan dalam
menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam
batinnya sendiri. Bimbingan pribadi-sosial yang diberikan dijenjang pendidikan
menegah, pendidikan tinggi sebagian disalurkan melalui bimbingan kelompok dan
sebagian melalui bimbingan individual, serta mengandung unsur-unsur sebagai
berikut:
(1)
Informais tentang
fase atau tahap perkembangan yang sedang dilalui oleh siswa remaja dan
mahasiswa, antara lain konflik batin yang dapat timbul dan tentang tata cara
pergaulan yang baik. Termasuk disini apa yang disebut sex education yang tidak
hanya mencakup penerangan seksual, tetapi pula corak pergaulan antara jenis
kelamin.
(2)
Penyadaran akan
keadaan masyarakat dewasa ini, semakin berkembang kearah masyarakat modern,
antara lain apa ciri-ciri kehidupan modern, dan apa makna ilmu pengetahuan
serta teknologi bagi kehidupan manusia.
(3)
Pengaturan diskusi
kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan siswa dan mahasiswa,
misalnya menghadapi orang tua yang taraf pendidikannya lebih rendah daripada
anaknya.
Masalah atau problem
individu yang berhubungan dengan Tuhannya seperti sulit untuk menghadirkan rasa
takut (takwa), rasa taat, dan rasa bahwa Dia selalu mengawasi perbuatan setiap
individu. Akibat selanjutnya dari problem itu adalah timbul rasa malas dan
enggan melakukan ibadah dan ketidakmampuan untuk meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah SWT. Problem individu yang
berkenaan dengan dirinya sendiri misalnya kegagalan bersikap disiplin dan
bersahabat dengan hati nuraninya sendiri, yakni hati nurani yang selalu
mengajak, menyeru dan membimbing kepada kebaikan dna kebenaran Tuhannya.
Menurut Surya dan Winkle
(1991), aspek-aspek persoalan individu yang membutuhkan layanan bimbingan
pribadi adalah
(a)
kemampuan individu
memahami dirinya sendiri
(b)
kemampuan individu
mengambil keputusan sendiri
(c)
kemampuan individu
memecahkan masalah yang menyangkut keadaan batinnya sendiri, misalnya
persoalan-persoalan yang menyangkut hubungannya dengan Tuhan.
D.
TUJUAN BIMBINGAN KEPRIBADIAN
Berdasarkan makna bimbingan pribadi, dapat diketahui
bahwa bimbingan pribadi bertujuan untuk memecahkan masalah dan membantu
individu agar dapat menyelesaikan masalah-masalahnya yang bersifat pribadi.
Didalam makna bimbingan pribadi, tujuan bimbingan pribadi untuk: (a) mencapai
tujuandan tugas perkembangan pribadi, (b) mewujudkan pribadi yang mampu
bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
Bimbingan pribadi juga bertujuan agar individu mampu
mengatasi sendiri, mengambil sikap sendiri atau memecahkan masalah sendiri yang
menyangkut keadaan batinnya sendiri.dengan perkataan lain, agar individu mampu
mengatur dirinya sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, dan pengisian
waktu luang.
E.
TEKNIK DAN BENTUK LAYANAN BIMBINGAN KEPRIBADIAN
Ada
beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi, yaitu
Pertama, layanan informasi. Informasi tentang tahap-tahap
perkembangan dapat mencakup perkembangan:a. Fisik, b. Motorik, c. Bicara, d.
Emosi, e. Sosial, f. Penyesuaian sosial, g. Bermain, h. Kreativitas, i.
Pengertian, j. Moral, k. Seks, l. Perkembangan kepribadian. Sedangkan infomasi
tentang keadaan masyarakat dewasa ini dapat mencakup infomasi tentang: (a)
ciri-ciri masyarakat maju, (b) makna ilmu pengetahuan, (c) pentingnya IPTEK
bagi kehidupan manusia.
Kedua, pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berkenaan
dengan layanan bimbingan pribadi dapatmencakup: (a) identitas individu seperti
nama lengkap, nama panggilan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama,
alamat, bahasa daerah, anak ke, orang tua dan lain-lain, (b) kejasmanian dan
kesehatan, (c) riwayat pendidikan, (d) prestasi, (e) bakat, (f) minat dan
lain-lain.
Ketiga, orientasi. Layanan orientasi bidang pengembangan
pribadi mencakup: suasana, lembaga dan objek pengembangan pribadi seperti
lembaga pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dan lain sebagainya.
Dalam bimbingan
kepribadian, biasanya bimbingan dilaksanakan secara individu atau sering
disebut sebagai individual counseling. Caounseling atau penyuluhan indidvidu
merupakan salah satu teknik pemberian bantuan secara individuil dan secara
langsung berkomunikasi. Dalam teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan
empat mata, yang dilaksanakan dengan wawancara anatar konselor dengan klien.
Masalah dipecahkan dengan teknik counseling ini ialah masalah-masalah yang
sifatnya pribadi dalam konseling hendaknya konselor bersikap penuh simpati dan
empati. Simpati artinya menunjukkan adanya sikap turut merasakan apa yang
sedang dirasakan oleh kasus (counselee). Dan empati artinya berusaha
menempatkan diri dalam situasi diri counselee dengan segala masalah-masalah
yang dihadapinya. Dengan sikap ini counselee akan memberikan kepercayaan yang
sepenuhnya kepada counselor. Dan ini sangat membantu keberhasilan dalam konseling.
Pada umumnya dikenal ada
tiga teknik khusus dalam konseling yaitu:
(1)
Directive
counseling, yaitu teknik counseling dimana yang paling berperan ialah
counselor; counselor berusaha mengarahkan counselee sesuai dengan masalahnya.
(2)
Non-directive,
teknik ini kebalikan dari teknik diatas yaitu semuanya berpusat pada counselee.
Counselee bebas berbicara sednagkan counselor menampung dan mengarahkan.
(3)
Elective
counseling, yaitu campuran dari kedua teknik diatas.
Langkah-langkah yang
ditempuh dalam counseling adalah:
1. Menentukan masalah
2. Pengumpulan data
3. Analisis data
4. Diagnosa atau menetapkan latar belakang masalah
5. Prognosa atau menetapkan langkah bantuan yang akan
diambil
6. Therapi, yaitu pelaksanaan bantuan
Materi layanan konseling perorangan
meliputi:
1.
Pemahaman sikap,
kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat, dan minat serta penyalurannya.
2.
Pengentasan
kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
3.
Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat, bertingkah laku
sosial, baik dirumah, sekolah maupun di masyarakat.
4.
Mengembangkan
sikap kebiasaan belajar yang baik, disiplin dan berlatih dan pengenalan belajar
sesuai dengan kemampuan, kebiasaan dan potensi diri.
5.
Pemantapan pilihan
jurusan dan perguruan tinggi
6.
Pengembangan dan
pemantapan kecenderungan karir dan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan
rencana karir
7.
Informasi karir,
dunia kerja, penghasilan dan prospek masa depan karir.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kepribadian merupakan salah satu jenis
bimbingan yang ada. Bimbingan kepribadian ini menjadi salah satu hal terpenting
yang harus diberikan kepada klien (baik siswa ataupun masyarakat).
Teknik yang dilakukan dalam bimbingan
kepribadian adalah menggunakan individual counseling dimana konselor dan klien
bertemu secara langsung, bertatap muka untuk membantu menyelesaikan masalah
yang dimiliki oleh klien.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam bimbingan, khususnya
bimbingan kepribadian adalah:
1. Menentukan masalah
2. Pengumpulan data
3. Analisis data
4. Diagnosa atau menetapkan latar belakang masalah
5. Prognosa atau menetapkan langkah bantuan yang akan
diambil
6. Therapi, yaitu pelaksanaan bantuan
7. Evaluasi dan follow up, yaitumelihat hasil yang telah
ditempuh
DAFTAR PUSTAKA
Djumhur dan Moh. Surya, “Bimbingan dan Penyuluhan di
Sekolah (Guidance and Counseling)”, C.V Ilmu, (Bandung: 1975).
Prayitno, “Pelayanan
Bimbingan di Sekolah (Dasar-dasar dan kemungkinan pelaksanaanya di
sekolah-sekolah di Indonesia)”, Ghalia
Indonesia, (Jakarta : 1977).
Sujanto, Agus, dkk, “Psikologi
Kepribadian”, Bumi Aksara,
(Jakarta:2006).
Winkle, W. S ,“Bimbingan
dan Konseling di Institusi Pendidikan”, Gramedia Widiasarana Indonesia, (Jakarta: 1997).
Sukardi, Dewa Ketut, “Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan
dan Konseling di Sekolah (Buku Panduan Untuk Guru Pembimbing/Konselor di
SMP/SMA/SMK dan PT)”, PT Rineka Cipta, (Jakarta: 2010).
Tohirin, “Bimbingan
dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi)”, PT Raja Grafindo Persada, (Jakarta:
2007).
terimakasih,
ReplyDeletesangat bermanfaat,
JC
sama-sama kak. semoga bermangfaat
Delete